Melihat Lebih Dekat Dugong yang Hampir Punah di Selat Pantai Alor

Mawar, Dugong
Sumber :
  • Arianti Widya's

VIVA Lifestyle – Dugong menjadi salah satu hewan mamalia yang hampir punah. Namun, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih memiliki wisata untuk melihat Dugong. Wisatawan bisa melihat Dugong ini di Pantai Mali, Teluk Kabola, Selat Pantar. Dugong ini bernama Mawar dan memiliki ukuran kurang lebih 3 meter. 

Joki Jalur Alternatif Puncak Bogor yang Minta Upah Rp850 Ribu Ditangkap Polisi

Penjaga atau Pawang Dugong ini bernama One Simusla. Pak One merupakan seorang perintis konservasi Dugong sejak 2013. Namun, uniknya, Pak One dan Mawar sudah bertemu sejak 1999. Pak One merawat dan melatih Mawar seperti sahabat.

“Saya dan si Mawar (Dugong) sudah bertemu sejak 1999. Waktu itu saat saya sedang melakukan konservasi penanaman mangrove. Sejak saat itu, saya memiliki ikatan batin antar satu sama lain dengan Dugong,” ujarnya, dikutip Minggu 28 Agustus 2022.

Bus Pariwisata Tak Layak Jalan Ingin ke Puncak Bogor Diputar Balik, Ratusan Wisatawan Diturunkan

Untuk melihat Dugong, wisatawan harus menaiki kapal kecil atau Kano untuk menghampiri dan melihat Dugong. Tempat wisata ini menyediakan tujuh perahu untuk menampung wisatawan dengan kapasitas lima orang dalam satu perahu.

Saat mengunjungi tempat wisata ini, ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan saat mengunjungi Dugong. Seperti, wisatawan tidak diperbolehkan untuk menyentuh atau memegang Dugong, dilarang untuk berenang menghampiri Dugong, tidak boleh buang sampah, dan tidak boleh agresif terhadap Dugong.

Liburan ke Pulau Dewata saat Nataru, Cermati Cuaca Terkini Bali

Dugong

Photo :
  • Arianti Widya

Faktanya, Dugong di Alor ini memiliki hati yang sensitif dan mudah tersinggung jika ada wisatawan yang menertawakan keberadaannya. Hal ini membuat Dugong akan menjauh dari kapal wisatawan. 

Tempat Wisata pengamatan Dugong ini memiliki tiga tarif, untuk tarif masyarakat lokal, mereka akan dikenakan Rp100.000 per orang. Untuk tarif wisatawan lokal di luar alor, mereka akan dikenakan biaya Rp150.000 per orang. Untuk wisatawan luar negeri, mereka akan dikenakan biaya Rp200.000 per orang. 

Pak One Simusla berharap agar pemerintah daerah lebih memperhatikan tempat wisata Dugong ini. Terutama saat sepi pengunjung. 

"Saya kan memberi makan Mawar, saya membeli Solar untuk perahu juga itu butuh biaya. Saya jaga tempat wisata ini, tapi pemerintah apa ke saya? waktu itu saat COVID-19, sepi pengunjung. Jadi saya menggunakan uang tabungan saya," tuturnya.

Sebagai informasi, Dugong menyukai Padang Lamon atau rumput laut sebagai makanan. Dugong bisa makan 300 kilogram untuk sekali makan. 

Tempat wisata ini juga menyajikan beberapa wahana permainan anak, restoran, tempat karaoke. Pengunjung juga bisa memancing dan berenang di pinggiran pantai yang memiliki pemandangan menakjubkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya