Digitalisasi Desa Wisata Demi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Ilustrasi desa wisata.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA Travel – Sejumlah desa wisata yang berada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Melalui Direktorat Ekonomi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pendampingan teknologi digital di desa wisata yang ada di kawasan tersebut.

Penggerak Transformasi Digital Desa Wisata di Indonesia

Di Kabupaten Kulon Progo, ada empat desa wisata yang mendapatkan pendampingan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi. Pendampingan ini menjadi bentuk dukungan agar pengelolaan desa wisata di Kulon Progo yang menjadi penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Candi Borobudur bisa maksimal dalam pengelolaan marketing digitalnya.

Empat desa wisata yang mendapatkan pelatihan ini adalah Desa Jatimulyo, Kalibiru, Hargowilis dan Sermo. Kegiatan ini dilakukan sejak Agustus hingga September 2022 dengan materi promosi dan marketing digital maupun penyiapan virtual tour bagi wisatawan.

Upaya Reza Permadi Manfaatkan Teknologi untuk Desa Wisata, Cegah Overtourism dan Gandeng Menparekraf

Ketua Tim Transformasi Digital Pendidikan, Kesehatan dan Pariwisata, Direktorat Ekonomi Digital, Kemkominfo RI, Dikki Rukmana mengatakan pengelola desa wisata dilatih membuat konten wisata secara intensif untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan. Materi yang diberikan, di antaranya penggunaan media sosial dan content creator, fotografi dan videografi, penggunaan drone, promosi desa wisata, analisis Instagram, storytelling dan copy writing serta wisata virtual.  

“Wisatawan saat ini memilih objek wisata dengan melihat konten wisata melalui internet. Makanya sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur, mereka kami latih,” ujar Diki dalam keterangan tertulisnya Kamis 18 Agustus 2022.

Melihat Kehidupan dari Desa Digital

Diki membeberkan teknologi digital menjadi penting bagi pengelola desa wisata untuk mempromosikan destinasi yang ada. Mereka harus mampu membuat konten virtual yang menarik agar bisa diakses wisatawan untuk datang. Harapannya ketika wisatawan menggeliat ekonomi tumbuh dan masyarakat juga lebih sejahtera. 

Konten virtual desa wisata, lanjut Dikki menjadi prioritas karena menjadi efek pemerataan ekonomi sesuai dengan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2030.

“Nanti pengelola harus memproduksi video promosi secara digital atraktif sesuai dengan kaidah estetika fotografi dan sinematografi. Dalam materi virtual tour akan dijelaskan bagaimana teknis penggunaan berbagai perangkat penunjang agar paket tour wisata virtual desa siap dijual," ungkap Dikki.

Dikki menambahkan Pelatihan ini sudah dilaksanakan di Toba, Mandalika dan Kabupaten Belitung dan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Nantinya akan dilanjutkan di Kawasan Bromo (Jawa Timur)  dan Kawasan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur). 

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan, mengapresiasi pelatihan ini untuk mendukung pengembangan desa wisata.

Agung mengatakan merintah juga terus mendukung dengan penambahan sarana agar seluruh desa wisata sudah terjangkau layanan internet. Permasalahan akses internet ini masih menjadi kendala namun akan segera diatasi oleh pemerintah.

“Memang ada yang masih blank spot, tetapi kami terus menambah sarana prasarana,” pungkas Agung.

Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo

Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Minta Berbagai Pihak Kolaborasi Untuk Majukan Desa

Desa, menjadi salah satu potensi yang terus dikembangkan pemerintah, untuk diberdayakan dan menjadi desa maju. Termasuk dengan memanfaatkan pariwisata yang ada pada desa.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024