Kafe Ganja di Bangkok Ini Ramai Dikunjungi Wisatawan

Toko Ganja di Thailand.
Sumber :
  • AsiaOne.

VIVA Travel – RG420, kafe ganja yang baru dibuka beberapa hari lalu di Khao San, area Bangkok tengah menjadi sorotan. Kafe yang populer di kalangan backpacker itu telah dipadati pelanggan menjadi penanda kebangkitan wisata Thailand.

Sukseskan Aquabike Jetski World Championship 2024, Bea Cukai Belawan Terima Penghargaan

RG240 bukanlah kafe ganja satu-satunya yang muncul di Bangkok. Beberapa kafe sejenis juga telah bermunculan di seluruh ibu kota Thailand itu setelah Juni 2022 lalu, pemerintah Thailand melegalkan ganja.

Hal ini dilakukan menyusul dengan penurunan wisatawan asing menjadi 2 juta kunjungan pada paruh pertama 2022 dari hampir 40 juta pada 2019. Pemilik RG420, Ongard Panyachatiraksa dan pemilik kafe ganja lainnya memandang kafe mereka sebagai pusat upaya untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang berkontribusi sekitar 12% terhadap PDB sebelum pandemi menghantam.

Tanam Puluhan Pohon Ganja di Cengkareng, Pria Ini Terancam Hukuman Seumur Hidup

Ilustrasi daun ganja.

Photo :
  • VIVA.co.id/Anry Dhanniary

Dia mengatakan ratusan telah mengunjungi kafe setiap hari, dan dia berencana untuk membuka yang lain.

Baru Raih Penghargaan Bergengsi, Intip Mewahnya Bali Sunset Road Convention Center (BSCC)

"Orang Eropa, Jepang, Amerika, mereka mencari sativa Thailand (jenis ganja). Ganja dan pariwisata cocok," kata Ong.

Untuk diketahui, pada tahun 2018, Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk penggunaan medis. Pada bulan Juni ini, seluruh tanaman ganja diperbolehkan untuk ditanam warga.

Peraturan itu diketahui telah menyebabkan ledakan dalam penggunaan rekreasionalnya. Peraturan itu dikhawatirkan akan membawa dampak buruk pada kesehatan dan produktivitas yang sering dikaitkan dengan penggunaan obat yang tidak terkontrol.

Daun ganja.

Photo :
  • MDLinx

"Undang-undang tidak mencakup penggunaan ganja rekreasi dan promosi pariwisata difokuskan pada (aspek) medis," kata Wakil Gubernur otoritas pariwisata nasional, Siripakorn Cheawsamoot.

Penolakan terhadap cara kebijakan baru ditafsirkan telah menyebabkan beberapa kebingungan, dengan pihak berwenang terpaksa mengeluarkan peraturan sedikit demi sedikit seperti melarang merokok ganja di depan umum dan penjualannya kepada di bawah 20-an.

Sebuah komite parlemen sekarang sedang memperdebatkan RUU untuk mengatur penggunaan ganja yang diharapkan selesai pada bulan September dan dapat berdampak pada kafe ganja.

Seorang pengusaha ganja medis dan salah satu penasihat komite, Akira Wongwan mengatakan dia berharap penggunaan rekreasi untuk tunduk pada undang-undang zonasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya