Cara Lain Menikmati Sensasi Bekerja dan Berlibur di Sudut Pulau Dewata

Kelecung Eco-Village, Tabanan, Bali
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle –  Konsep co-working space menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir, seiring bertumbuhnya perusahaan start up di Indonesia. “Everyone can work from anywhere, but anywhere can’t be a place to work”, merupakan inspirasi dibalik perintisan Radiant Co-Space yang berokasi di Kelecung Eco-Village, Tabanan, Bali. 

Menpar Widi Bakal Maksimalkan Pengembangan 5 DPSP dan Berencana Tambah 5 Lokasi Lagi

Radiant Co-Space  menjadi tempat bekerja dan berlibur dalam suasana yang unik. Berada di sebuah desa kecil, di tepi sungai tidak jauh dari Pantai Kelecung.  Perkampungan nelayan yang eksotik, pemandangan sunset yang cantik, dan pasir hitam legam dengan latar belakang bebatuan menjadi daya tarik desa ini.  

Dengan berakhirnya pandemi  COVID-19 sekaligus meramaikan  momentum akbar KTT G20 di Bali akhir tahun ini, Radiant Co-Space menggelar soft launcing pada 23 Juli-27 Agustus 2022. Ide pengembangan desa sebagai destinasi digital nomadism ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 2019 dari Fransisco, Founder Radiant Co-Space,  saat ia melakukan penelitian tentang digital nomadism di Bali. 

Bangun Destinasi Wisata Unggulan, Wahono Usung Gagasan Tour de Bojonegoro

Frans menyadari,  kawasan pedesaan akan berkembang menjadi destinasi wisata dalam kategori quality tourism.  Pada tahun 2021, Frans bersama  empat orang teman mengangkat  ide ini untuk mengikuti UNWTO Student League’s Competition yang berhasil mengantarkan mereka menjadi Top 15th dari 63 peserta yang berasal dari 23 negara. 

“Radiant Co-Space merupakan akronim dari rural digital nomadism destination community-based space. Kata radiant dalam Bahasa Indonesia memiliki arti berseri dan memancarkan sinar. Hal ini merepresentasikan visi dari para founder untuk membangun desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang ramah bagi wisatawan dan masyarakat lokal,” ujar Fransisco, pria kelahiran Siantar, Sumatra Utara yang mengaku jatuh cinta pada Pulau Dewata sejak ia menjadi mahasiswa di Bali.

Rekomendasi 7 Oleh-oleh Khas Bali yang Wajib Masuk Keranjang Belanja

Memasuki tahun 2022, Frans dan tim kemudian sepakat untuk merealisakan gagasan Radiant Co-Space di Kelecung Eco-Village sebagai desa mitra perdana. Radiant Co-Space merupakan start-up berbasis socio-entreprenurship yang memiliki visi untuk mengembangkan 100 desa di Indonesia sebagai destinasi digital nomadism yang berkualitas dan bermakna bagi digital nomad maupun remote worker.

“Work productively, live authentically” menjadi tagline yang ingin diwujudkan dalam kehidupan para digital nomad, remote workers dan masyarakat desa, demikian keterangan tertulis yang diterima VIVA.  

Kelecung Eco-Village menurut Frans, dipilih sebagai mitra perdana Radiant Co-Space karena secara umum, masyarakat di desa ini, khususnya para pengelola homestay sudah cukup siap untuk menerima kunjungan digital nomad dan para remote worker. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2017, masyarakat sudah terbiasa untuk menjamu para wisatawan asing yang berkunjung ke desa ini. 


 Selain kesiapan masyarakat, Kelecung Eco-Village juga memiliki beragam daya tarik wisata, seperti pantai berpasir hitam, kawasan persawahan yang membentang luas, pemandangan gunung, tempat konservasi penyu, kebun hidroponik, spa tradisional, kesenian lokal dan aktivitas lainnya yang dikemas menarik dengan cerita rakyat berbasis storynomic.

Keramahan masyarakat dan pengalaman autentik yang ditawarkan di Kelecung Eco-Village juga dirasakan oleh para remote worker yang pernah bekerja dari desa ini, seperti Chad, seorang staf Domestic Violence Help Center dari Washington, Amerika Serikat. Chad mengatakan,  pengalamannya selama 18 hari menetap di Kelecung sangat berkesan karena ia merasakan kehangatan masyarakat yang menyambutnya dengan baik, layaknya di rumah sendiri.

“Such a wonderful experienced. Felt so welcomed and appreciated – felt like home,” ungkapnya. 

Pengalaman yang sama dirasakan Arman, seorang dosen muda dan PhD candidate dari Paris, Prancis, yang menginap selama enam hari di desa ini. Armand  sangat mendukung gagasan pengembangan Kelecung Eco-Village sebagai destinasi digital nomadism yang akan segera launching meskipun ia tidak bisa menghadirinya.

Kemitraan yang dibangun antara Radiant Co-Space dengan Kelecung Eco-Village diharapkan mampu mendatangkan 480 kunjungan wisatawan sampai akhir tahun 2023. Secara kuantitas, angka ini memang tidak terlalu besar karena kedua pihak sepakat untuk lebih berfokus pada kualitas produk dan profil wisatawan untuk mempertahankan nilai authentic experience.

Melalui pengembangan Kelecung Eco-Village sebagai destinasi digital nomadism, masyarakat mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang mampu membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan di desa, khususnya bagi generasi muda melalui penyediaan homestay, atraksi wisata, kuliner dan sebagainya. 

Koservasi penyu 

Dengan hadirnya konsep Eco-Village diharapkan masyarakat desa  tidak perlu lagi berurbanisasi ke kota untuk mencari pekerjaan. Selain itu, konsep digital nomadism juga diharapkan mampu mendukung upaya peletarian budaya dan keberlanjutan lingkungan desa, karena kawasan pantai Klecung merupakan  zona konservasi penyu. Setiap tahun di Pantai Klecung diadakan pelepasan ratusan penyu-penyu muda yang dibiakkan pencinta lingkungan setempat. 

Melalui kerja sama yang dibangun dengan pihak RADIANT Co-Space, masyarakat Kelecung Eco-Village akan mendukung sepenuhnya visi pengembangan desa ini sebagai the first rural digital nomadism destination in the world. Sehingga, arah pengembangan atraksi dan fasilitas pariwisata di desa ini nantinya akan berfokus untuk memenuhi kebutuhan wisatawan digital nomad dan remote worker. 

Kegiatan  soft launching akan diisi dengan bebagai aktivitas untuk memperkenalkan serta mengajak para digital nomad dan remote workers  merasakan sensasi bekerja sambil berlibur di Kelecung Eco-Village dengan produk co-space yang ditawarkan.**
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya