Fakta-fakta Hungaria, Desa Anti Muslim dan Gay

Hungaria
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle –  Sebuah desa di Hungaria melarang menggunakan pakaian muslim dan mengumandangkan adzan. Dengan mempelopori apa yang disebut "perang melawan budaya Muslim," desa itu berharap bisa menarik warga Kristen Eropa lain yang keberatan dengan keberagaman di negara mereka sendiri.

Jerman Was-was Serangan Terhadap Muslim Meningkat Usai Insiden Magdeburg

"Kami terutama menyambut orang-orang dari Eropa barat mereka yang tidak ingin hidup dalam masyarakat multicultural. Kami tidak ingin menarik warga Muslim ke desa kami,"kata Laszlo Toroczkai dalam Program Victoria Derbyshire BBC dikutip VIVA pada Rabu, 6 Juli 2022. "

Toroczkai merupakan kepala desa Asotthalom, sebuah desa terpencil di Hungaria selatan yang berlokasi sekitar dua jam dari ibu kota Budapest. Ia mengatakan jika ingin melestarikan tradisi di desanya.

Wisatawan Muslim Indonesia Makin Mudah Cari Referensi Tur Halal di 4 Negara Ini

"Sangat penting bagi desa kami untuk melestarikan tradisi. Jika sejumlah besar umat Islam tiba di sini, mereka tidak akan mampu mengintegrasikan diri ke dalam komunitas Kristen. Kita bisa melihat komunitas Muslim besar di Eropa Barat yang belum mampu membaur dan kami tidak ingin mendapatkan pengalaman yang sama di sini," katanya. 

Kepala desa Asotthalom itu ingin Eropa tetap menjadi milik Eropa, Asia milik orang Asia dan Afrika milik Afrika. 
Krisis pengungsi telah menyebabkan meningkatnya sentimen anti-imigran di sebagian besar Eropa, tidak terkecuali Hungaria.

Diaz Adriani dan Ustadz Subki Bahas Harmoni Pernikahan dalam Dunia Bisnis

Desa Hungaria anti muslim dan gay

Budhapest, Hungaria

Photo :
  • BusinessInsider

Peraturan Hungaria melarang pemakaian baju muslim seperti jilbab, dikumandangkannya adzan, dan juga melarang kemesraan orang-orang gay di depan umum. Ia juga mengusahakan perubahan hukum untuk mencegah pembangunan masjid, meskipun hanya ada dua orang Muslim saja yang saat ini tinggal di sana.

Banyak pengacara menganggap hukum itu bertentangan dengan konstitusi Hungaria, dan sebagai bagian dari pengkajian menyeluruh dari peraturan daerah yang baru. Kendati demikian, aturan itu tetap mendapatkan dukungan warga.

Sementara itu, dua Muslim yang tinggal di desa itu tak bersedia mengutarakan pendapatnya lantaran takut akan berakibat buruk pada diri mereka sendiri. Namun warga desa lain mengatakan bahwa dua Muslim itu 'sepenuhnya membaur' dengan masyarakat sekitar.

Menarik warga kulit putih Eropa untuk tinggal

Budapest, Hungaria.

Photo :
  • www.sem40.ru

Kepala desa berharap, wilayah mereka bisa menjadi gugus depan apa yang mereka sebut sebagai 'perang melawan budaya Muslim’. Ia berpatroli selama 24 jam untuk menjaga perbatasan desa, yang dibayangkannya akan bisa menarik warga kulit putih Eropa untuk tinggal. Toroczkai mengatakan ia akan senang menyambut warga Inggris.

Saat ditanya apakah ia berupaya mendirikan suatu desa supremasi kulit putih, Toroczkai menjawab akan melestarikan apa yang ada saat ini.

"Saya tidak menggunakan kata kulit putih. Betapa pun kami berkulit putih, orang Eropa, Kristen, dan ingin tetap seperti ini. Andai kami berkulit hitam, kami akan menginginkan tinggal di desa kulit hitam. Namun faktanya kami berkulit putih, dan kami ingin melestarikan fakta itu,"tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya