Wisata Arung Jeram Geopark Jambi Menunggu Penilaian UNESCO

Wisata arung jeram geopark Jambi
Sumber :
  • VIVA/ SYARIFUDDIN NASUTION/ Jambi

VIVA Lifestyle – Wisata Arung jeram Geopark, di desa air batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Marangin, Jambi sampai saat ini masih menunggu penilaian dari tim UNESCO agar diakui sebagai cagar alam. 

Fadli Zon: Reog Ponorogo, Kebaya dan Kolintang Bakal Diajukan Jadi Warisan Dunia ke UNESCO

Hal itu dikatakan Komiji, Pihak Pariwisata Kabupaten Merangin sampai saat ini arung jeram geoprak merangin masih menunggu dan dalam proses. 

"Kita belum tahu kapan jelasnya UNESCO menerapkan sebagai cagar alam," ujarnya. 

Indonesia Berada di Persimpangan Penting dalam Transformasi Digital

Komiji menyebutkan, untuk panjang arung jeram Geopark yakni 13,7 Km. Wisatawan bisa menikmati arung jeram dengan pilihan empat lokasi tantangan.  

"Salah satu nama lokasi arung jeram yang menjadi tantangan itu bernama amin dan wisatawan bisa langsung mencobanya," jelasnya Kamis, 23 juni 2022.

UNESCO dan UNICEF Siapkan Upaya Mitigasi Etika Penggunaan Teknologi Pendidkan

Terpisah, Samsul Divisi Pemuda dan Olahraga, Dinas Pariwisata Merangin mengatakan terkait untuk mengetahui UNESCO kapan menetapkan arung jeram geopark sebagai cagar alam, tentunya ada bagian yang menaungi pengelolaannya. 

"Kita mohon doa dan dukungan bersama semoga geopark secepatnya diakui UNESCO sebagai cagar alam," tuturnya. 

Sementara itu, untuk data berkas yang dimasukkan ke UNESCO yakni seluruh Geopark yang terhitung ada 21 titik di sepanjang arung  jeram geopark dan sampai di tahun 202.  Geopark dibuka untuk umum bagi wisatawan yang berminat. 

"Sebenarnya arung jeram ini dibuka tahun 1997 namun bukan untuk umum dan tepat tahun 2008 dibuat untuk atlet dan saya lebih pelajari arus arung jeram selama 4 tahun. Arung jeram mana yang bagus jadi saya buka 2011 secara umum untuk wisatawan yang hobi arung jeram," katanya. 

Ilustrasi pakaian batik.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024