Terkuak! Fakta Menarik di Balik Objek Wisata Batu Malin Kundang
- U-Report
VIVA – Batu Malin Kundang menjadi salah satu tujuan wisata yang hubungannya begitu erat dengan cerita legenda yang begitu populer di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yakni Malin Kundang.
Cerita rakyat penuh legenda, seperti Malin Kundang ini menjadi salah satu legenda yang kisahnya begitu populer di Indonesia. Begitu populernya cerita rakyat Malin Kundang yang penuh legenda, membuat dongeng satu ini pernah dijadikan sebuah film layar lebar, sinetron, dan sebuah pentas drama.
Terlepas dari populernya cerita rakyat Malin Kundang yang terkenal hingga seantero Nusantara, membuat kisah ini begitu dipercayai oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hingga kehadirannya situs berupa batu Malin Kundang yang dipercaya sebagai hasil kutukan semakin menguatkan kepercayaan masyarakat, jika batu tersebut memang nyata berasal dari kisah Malin Kundang.
Bahkan, batu Malin Kundang ini dipercayai sebagai bukti nyata kisah pria yang telah melupakan ibunya tersebut. Kini keberadaan batu Malin Kundang telah menjadi salah satu tempat wisata paling populer dan menjadi incaran di kota Padang.
Tepatnya berada di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Objek wisata ini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib Anda kunjungi ketika berkunjung ke Kota Padang.
Sebelum lebih jauh mengenali objek wisata Batu Malin Kundang yang menarik untuk disambangi, baiknya kita kenali dulu cerita legenda dan fakta-fakta di baliknya.
Cerita Malin Kundang
Berawal dari kisah seorang pria pemilik nama Malin, yang berasal dari sebuah keluarga sederhana mungkin bisa dibilang tidak mampu. Malin hidup hanya berdua dengan sang ibu tercinta. Seiring bertumbuhnya dewasa, Malin pun memiliki keinginan untuk membantu sang ibu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari uang dengan merantau ke sebuah kota.
Sang ibu pun awalnya merasa keberatan dan tidak ingin Malin pergi jauh darinya, namun melihat tekad dan keinginannya yang kuat akhirnya sang ibu pun mengizinkannya. Malin pun merasa bahagia dan senang,
ketika sang ibu akhirnya merestuinya untuk mencari uang ke kota dan berjanji akan kembali dan membahagiakan sang ibu sepulangnya mencari uang.
Sudah bertahun-tahun lamanya, Malin pun kembali ke kampung halaman. Mengetahui hal itu sang ibu pun merasa bahagia. Namun, karena malu dengan keadaan ibunya yang miskin dan sederhana di depan sang istri yang tergolong orang kaya Malin pun mengusir sang ibu dengan kasarnya.
Sontak saja melihat perlakuan Malin, sang ibu pun merasa sangat sedih dan terpukul hingga meminta pertolongan Tuhan agar Malin diberikan efek jera. Tak lama kemudian, Malin Kundang pun berubah menjadi batu, yang dipercaya ini sebagai kutukan karena tidak menghormati dan tidak menganggap sang ibu.
Jadi kesimpulannya, Malin Kundang mengisahkan tentang seorang anak yang durhaka terhadap orangtuanya, yang kemudian dikutuk menjadi batu oleh ibunya lantaran tidak mau mengakui jika itu ibu kandungnya.
Meskipun tidak berakhir dengan bahagia, lantaran Malin Kandung dikutuk menjadi batu dan harus meninggalkan keluarga kecilnya namun cerita rakyat yang penuh legenda ini memiliki banyak hal-hal positif dan nilai-nilai yang bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua, khususnya si kecil.
Lantas, benarkah batu tersebut merupakan hasil kutukan dari sifat Malin Kundang yang durhaka pada sang ibu? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak beberapa fakta berikut ini.
Fakta Batu Malin Kundang
Sebagian besar masyarakat percaya, jika Batu Malin Kundang yang berada di Padang itu memang benar hasil dari adanya kutukan seorang pria yang durhaka pada sang ibu.
Namun nyatanya, belum banyak orang yang mengetahui fakta di balik batu Malin Kundang sesungguhnya yang telah diceritakan dari turun-temurun. Batu Malin Kundang yang berada di Pantai Air Manis Kota Padang itu adalah benar adanya. Namun, sejumlah fakta mengungkapkan itu adalah palsu dan hanya sekadar cerita rakyat belaka.
Batu Malin Kundang yang selama ini diketahui merupakan jelmaan kutukan itu ternyata hanyalah buatan manusia. Batu yang disinyalir sosok Malin Kundang ini dengan bentuk seorang pria yang engah bersujud di pasir digambarkan sebagai seorang anak yang tengah memohon ampun terhadap sang ibu sebelum dikutuk menjadi batu.
Ternyata, batu Malin Kundang tersebut sengaja dibuat hanya untuk menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke lokasi. Hal ini sebagai bukti dari adanya kisah legenda seorang anak yang dikutuk menjadi batu karena durhaka.
Di mana situs batu tersebut dibuat untuk pertama kali pada tahun 1980an sebagai hasil karya Dasril Bayras bersama Ibenzani Usman. Batu Malin Kundang ini pun nyatanya sudah mengalami beberapa kali renovasi hingga dilakukan pengecatan ulang.
Di lokasi wisata tersebut juga terdapat sebuat karya seni bak monumen berbentuk pecahan kapal. Meskipun hanya buatan manusia, situs batu Malin Kundang ini menjadi populer dan menarik minat wisatawan di Kota Padang. Tidak hanya itu Batu Malin Kundang juga tak kalah menariknya dengan objek wisata lainnya yang ada di Kota Padang.
Wisata Batu Malin Kundang
Jika Anda tertarik melihat bentuk asli dari Batu Malin Kundang, Anda bisa menyambangi kota Padang, tepatnya berada di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Anda yang ingin menikmati Batu Malin Kundang bisa masuk lebih dulu ke area pantainya. Situ ini benar-benar menjadi daya tarik masyarakat Kota Padang.
Hal tersebut lantaran, bentuk batuannya unik lantaran menyerupai orang yang sedang bersujud, serta di sekitar area pantai dan batunya terdapat pecahan kapal, tong kayu serta tali tambang bekas atribut kapal.
Fasilitas Batu Malin Kundang
Fasilitasnya tergolong cukup lengkap. Dimana terdapat kamar mandi bilas dan beberapa warung makan yang bisa Anda nikmati.
Untuk Anda yang hobi memancing, di area pantai juga tersedia area pemancingan. Di tepi pantai juga ada beberapa pondokan untuk beristirahat. Fasilitas lain yang ada di sini yaitu toilet, lokasi parkir, dan area bermain untuk anak.
Lokasi Batu Malin Kundang
Batu Malin Kundang terletak di dalam area Pantai Manis. Pantai ini berlokasi di Jalan Malin Kundang, Kecamatan Padang Selatan, Padang, Sumatra Barat. Lokasinya tepat berada di balik bukit Gado-Gado dan Gunung Padang.
Untuk jalanan menuju kesana tidak perlu khawatir, karena cukup nyaman dan aman dilalui berbagai kendaraan. Untuk sampai ke sini, pengunjung harus menempuh jarak sejauh 10 kilometer dari pusat kota Padang. Dalam perjalanan, pengunjung akan melewati jembatan Siti Nurbaya sebelum sampai ke jalan besar yang beraspal. Jalanan ini dibangun menembus bukit dan memiliki pemandangan yang indah.