Ramon Y Tungka Naik Gunung di Luar Negeri, Bekas BAB Wajib Bawa Pulang

Ramon Y Tungka.
Sumber :
  • Instagram @ramonytungka.

VIVA – Sebagai seorang traveler dan pecinta alam, aktor Ramon Y Tungka, mengaku, sudah menjelajah ke beberapa benua untuk naik gunung. Baik itu benua Eropa, Amerika hingga Afrika. 

Menurutnya, pemandangan di luar negeri kurang lebih sama seperti Indonesia. Gunung-gunung di Tanah Air pun tak kalah indah dibanding luar negeri. Sayangnya, satu-satunya perbedaan adalah mengenai peraturannya. 

Diakui bintang Tali Pocong Perawan itu, regulasi peraturan yang ditetapkan di luar negeri sangatlah ketat. Dan itu, tidak dijumpai Ramon di Indonesia. 

"Yang paling ketat peraturannya yang jelas tidak di Indonesia. Pokoknya gunung-gunung besar yang memang sudah memiliki popularitas tinggi. Itu biasanya cenderung ketat," kata Ramon saat peluncuran EIGER Environment, Social and Governance (ESG) Report 2021, di EIGER Flagship Store Radio Dalam, Jakarta Selatan, baru-baru ini. 

Ramon Y Tungka.

Photo :
  • VIVA/Sumiyati.

Ramon menambahkan, bukan hanya gunung, walau hanya mendaki dataran tinggi saja, peraturannya sudah cukup ketat. 

Pacu Picchu di Peru, Gunung Kilimanjaro di Afrika, itu juga sangat ketat. Dan saya tidak menjumpai peraturan itu di sini," tegas dia. 

Bahkan saking ketatnya, bapak satu anak itu bercerita, ketika mendaki gunung di luar negeri, kotoran manusia pun harus dibawa turun atau dibawa pulang. 

Penumpang dari Luar Negeri Bisa Bawa Uang Cash Maksimal Rp100 Juta, Jika Lebih Wajib Lapor Bea Cukai

"Di Eropa sudah mulai ada seperti itu. Amerika Utara sudah seperti itu, membawa pulang lagi kotoran manusia. Dan kita harus punya alatnya ya. Alatnya nampung gitu, kaya popoklah. Popok kan kalau kena air langsung kembung gitu dan itu tidak bau kok," terang dia. 

Ramon Y. Tungka.

Photo :
  • VIVA/Aiz Budhi
Pemisahan Fungsi Intelijen Dalam Negeri dan Luar Negeri Dinilai Penting, Ini Alasannya

Sayangnya, Indonesia masih belum memiliki alat seperti itu. Finalis VJ MTV tersebut mengatakan, dia membelinya langsung di negara yang sedang dikunjungi pada saat itu. Ramon pun turut menceritakan pengalamannya menggunakan diapers khusus untuk pendaki ketika mengunjungi Taman Nasional di Amerika Serikat. 

"Udah di luar dengan cara itu (pakai alat atau diapers khusus). Ketika saya di Amerika saja ketika masuk ke Taman Nasional, Amerika Serikat, juga seperti itu. Bahkan sabun, sampo yang saya bawa masuk, itu dikurasi, karena kan ada non-biodegradable sekarang," ungkapnya. 

Inspiratif, 5 Mahasiswa Ini Cetak Sejarah, Raih Prestasi di Program IISMA

"Sabunnya mengandung bahan kimia gak? Karena apabila sabun itu resapannya ke tanah atau jatuh ke sungai, hulu-hilirnya, maka desa di bawah situ tercemar donk. Itu sabun-sampo aja, kebetulan kalo saya sudah mengkonversi ke sabun organik sekarang. Itu ada orang-orang yang membawa produk-produk sampo yang biasa itu gak boleh masuk. Solusinya gimana? Itu dimasukin loker, 'kamu harus beli sabun ini'," sambungnya. 

Jika kawasan Taman Nasionalnya tidak memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), maka diceritakan Ramon, kita diwajibkan membeli alat untuk buang air tersebut. 

Foto Wedding Ramon Y Tungka

Photo :
  • IG @ramonytungka

Lalu, bagaimana jika mendaki gunung di Indonesia? Sementara di negara kita saja masih belum menerapkan peraturan tersebut dan belum memiliki alat seperti itu. 

"Ya mau gak mau sistem gali lah. Sistem gali cuma ya itu meminimalisir penggunaan tisu, karena tisu susah sekali terurai. Tisu basah, tisu kering termasuk. Maka dari itu, membawa kain masukin plastik, simpen. Jadi pakai kain gak pakai tisu, karena kan udah gak boleh. Jadi standby kain sama semacam tumbler khusus untuk ceboknya doank," imbuh Ramon Y Tungka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya