Aloon-aloon Semarang, Tempat Ngabuburit Sambil Belanja dan Kulineran
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Mau ngabuburit ke mana? Belum punya ide? Nah, buat kamu yang lagi ada di Kota Semarang, coba datang ke sini deh. Aloon-aloon Semarang. Kalau lidah kita sih gampangnya Alun-lun.Â
Ini bukanlah alun-alun biasa. Karena punya sejarah perjalanan yang panjang. Dari literatur yang ada, dulu di sinilah pusat keramaian saat Semarang masih menjadi kabupaten. Ada Pendopo Bupati Semarang, Masjid Agung, Pasar Johar, dan lain-lain.
Kemudian ketika Semarang dibagi menjadi dua wilayah yaitu kota dan kabupaten, alun-alun ini masuk wilayah Kota Semarang. Kebijakan pun berubah. Alun-alun kemudian dijadikan tempat perluasan Pasar Johar dengan nama Pasar Yaik. Alun-alun seolah lenyap tak berbekas.
Kemudian belakangan ini, ide mengembalikan fungsi alun-alun sebagai area publik pun terealisasi. Aloon-Aloon Semarang pun kini sudah jadi dan berfungsi sebagai tempat terbuka yang bisa dikunjungi siapa pun.
"Ya bagus ya. Sekarang bersih, lapang, gampang dijangkau, dan dekat dengan kawasan menarik lainnya seperti Kota Lama. Beda dengan dulu waktu dipakai buat pasar yang terkesan kumuh," kata Muslimin, warga Kota Semarang yang lagi jalan-jalan di alun-alun, baru-baru ini.
Di bulan Ramadhan sekarang ini, Aloon-aloon Semarang atau sebutan lengkapnya Aloon-aloon Masjid Agung Semarang, menjadi tempat warga untuk ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa.
Yang menjadi favorit adalah lapangan rumput yang luas. Tempat ini bisa dipakai untuk jalan-jalan, olahraga, kumpul-kumpul, atau sekedar duduk santai.
Yang menarik, lapangan ini sekaligus menjadi atap bagi sebagian pasar yang didesain berada di bawah. Sehingga warga yang ingin berbelanja bisa turun dari lapangan dan masuk melalui pintu yang mirip terowongan. Ada banyak barang yang bisa dibeli. Mulai dari baju hingga kebutuhan lainnya.
Di sisi selatan Aloon-aloon Semarang, ada sentra kuliner khas yang dibuka khusus pada bulan Ramadhan. Jadi, sambil ngabuburit bisa juga menyiapkan makanan yang akan disantap pada saat berbuka. Banyak sekali macamnya. Ada nasi kebuli, lontong sayur, bubur, kolak, jajan pasar, es buah, sate, hingga jajanan khas Semarang seperti lunpia, dan lain-lain.
"Sengaja ya datang ke sini. Mau ngabuburit ceritanya, sekalian cari takjil. Lebih nyama. Kalau dulu kan kalau nyari takjil masih di pinggir jalan. Sekarang sudah ada tempatnya," kata Nuraini, warga Semarang.
Mau ibadah? Gampang. Di seberang Aloon-aloon Semarang adalah Masjid Agung Kauman yang merupakan masjid tertua di Semarang. Jalan sebentar saja sudah sampai. Oh iya, pada bulan Ramadhan di masjid ini rutin digelar sema'an Al-Quran yang dibimbing oleh ulama kharismatik Masjid Kauman.
Asyik to?
Laporan: Teguh Joko Sutrisno