Belum Ada Wisman ke Bali, Pemerintah Diminta Hapus Karantina

Pantai di Bali.
Sumber :
  • Pexels/Dimitri Dim

VIVA – Pemerintah telah memutuskan untuk membuka pintu masuk bagi turis asing ke Bali, sejak 14 Oktober 2021 lalu. Namun hingga kini, belum ada satu pun wisatawan mancanegara yang singgah ke Pulau Dewata untuk berlibur. 

Bule Rusia Dideportasi, Overstay hingga Tak Bayar Tagihan RS Rp 33 Juta di Bali

Hal itu turut disampaikan oleh Wakil Ketua 1 Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Nyoman Nuarta, SH. Padahal dia mengaku, secara internalisasi, sudah banyak usaha yang dilakukan untuk membangkitkan pariwisata Bali. 

"Tanggal 14 Oktober 2021 kemarin, Pemerintah Pusat meng-announce bahwa Pariwisata Bali dibuka. Artinya announce-nya sudah disampaikan, jadi masyarakat sudah paham. Cuma persoalannya adalah setelah itu di-announce, fakta dan realita hari ini, wisatawan mancanegara itu sampai hari ini belum datang ke Bali," ujarnya saat Press Conference NIVEA Sun Dukung Program Bali Bangkit, yang digelar virtual, Kamis, 18 November 2021. 

Menhub Dudy Proyeksikan Potensi Pergerakan Masyarakat pada Momen Nataru Capai 110,67 Juta Orang

Nyoman mengungkapkan, persoalan itulah yang menjadi pertanyaan para stakeholder. Untuk itu, dia dan anggota GIPI yang lain, turut memberikan beberapa masukan kepada Pemerintah pusat.

Pantai tersembunyi di Bali .

Photo :
  • nina
Dispar Bali Lakukan Sidak di Desa Wisata Kertha Gosa

"Pertama terkait dengan persoalan karantina. Karena ini sebenarnya di awal setelah tanggal 14 Oktober di-announce bahwa wisman itu dibuka dengan satu persyaratan-persyaratan yang notabene sangat memberatkan wisatawan," kata dia. 

Untuk itu, Nyoman menyarankan agar Pemerintah tidak lagi memberlakukan kebijakan karantina untuk wisman yang akan berkunjung ke Bali. Apa pertimbangannya? 

"Karena kita pakai komparasi Thailand. Kenapa dia berani membuka wisatawan mancanegara datang ke Thailand, kenapa Bali enggak berani?" tukasnya. 

"Satu sisi, masyarakat Bali begitu menggebu-gebu memvaksinasi seluruh masyarakat, sampai sekarang sudah hampir 100 persen. Tetapi fakta dan realita di lapangan, setelah divaksin dengan sebelum divaksin kebijakan Pemerintah Pusat masih sama," tuturnya. 

Ilustrasi wisata Bali.

Photo :

"Apa gunanya kita divaksin? Walaupun vaksin itu bukan mengobati tetapi memproteksi. Ini menjadi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab Pemerintah Pusat terkait persoalan masyarakat," tambah dia. 

Sedangkan terkait penerapan protokol kesehatan di semua destinasi wisata Bali, Nyoman mengatakan, mereka sudah menerapkan Cleanliness, Health, Safety and Environment (CHSE) serta Peduli Lindungi. 

"Di setiap destinasi sekarang sudah ada Peduli Lindungi. Ini juga salah satu instrumen sekarang, yang dipergunakan di samping CHSE, ada instrumen Peduli Lindungi yang digunakan oleh teman-teman kita di destinasi. Jadi setiap wisatawan yang datang, wajib menggunakan Peduli Lindungi," terang Nyoman Nuarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya