GCB Luncurkan Ekowisata dan Eduwisata Sungai Ciliwung
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Dalam rangka memeringati Hari Ciliwung 2021 yang bertema ‘Selamatkan Sungai dan Lestarikan Keanekaragaman Hayati’, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) memperkenalkan Ekowisata dan Eduwisata di sepanjang Sungai Ciliwung. Masyarakat dan pelajar dapat berwisata di sungai sambil mempelajari seluk beluk sungai, sejarah sungai Ciliwung, upaya pelestarian sungai, biota sungai dan sebagainya.
Peluncuran ini ditandai dengan peresmian Pintu Gerbang Jembatan Pantau dengan pengguntingan pita oleh Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LHK, Sigit Reliantoro yang didampingi perwakilan Pemprov DKI Jakarta, Pam Jaya, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Pembina Gerakan Ciliwung Bersih, GM Indonesia Power, dan Kelompok Peduli Ciliwung serta perwakilan perusahaan anggota GCB yang berlangsung di sekertariat GCB, Jalan Penjernihan, Karet Bivak, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 November 2021.
Sebagai informasi, Jakarta merupakan ibu kota yang memiliki sungai dengan anak sungai terbanyak di Indonesia. Salah satunya adalah Sungai Ciliwung dengan panjang sekitar 120 kilometer, yang terbentang di tengah kota Jakarta.
Sejak dulu, Sungai Ciliwung memiliki peranan penting bagi masyarakat. Sayangnya, Sungai Ciliwung menerima perlakuan buruk masyarakat yang menjadikannya sebagai sungai dengan kategori terparah. Bahkan sejak tahun 1976 hingga 2014, Sungai Ciliwung beberapa kali membanjiri Ibu Kota Indonesia. Upaya melestarikan dan mengembalikan kondisi Sungai Ciliwung terus dilakukan oleh berbagai pihak.
“Setelah 31 tahun, akhirnya upaya yang kami lakukan menunjukkan hasil yang sangat positif. Mutu air Sungai Ciliwung telah mencapai level 2 yang artinya layak sebagai air minum, memungkinkan berkembangbiaknya biota air seperti ikan, udang dan lainnya. Perkembangan ini memotivasi kami untuk terus meningkatkan animo masyarakat agar peduli pada kelestarian Sungai Ciliwung,” kata Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Ir. Peni Susanti Dipl. Est dalam keterangannya, Senin, 15 November 2021.
“Inilah saatnya kami kenalkan wajah baru Sungai Ciliwung sebagai alternatif tujuan wisata di Jakarta sambil menimba ilmu tentang sungai, pelestarian sungai dan lingkungan sekitar sungai,” ucapnya menambahkan.
Sebagai tujuan ekowisata dan eduwisata, ada beberapa titik lokasi wisata yang bisa dikunjungi masyarakat. Di Sekertariat GCB yang terletak di Jalan Penjernihan, Karet Bivak, masyarakat bisa mempelajari sejarah sungai Ciliwung di Galeri Sungai Ciliwung, mempelajari pemilahan dan pengolahan sampah sungai dengan TOSS (Teknologi Olah Sampah Sungai) melalui metode peyeumisasi, susur sungai, memanen hasil hidroponik ventikultur sambil menikmati kopi, di Kedai pinggir Sungai Ciliwung.
“Di Sekolah Sungai KPC Pejaten, masyarakat bisa melihat hewan purba endemik dan langka yaitu Senggawangan atau Bulus raksasa (Chitra Chitra javanensis) yang memiliki berat 300 kilogram. Hewan ini ditemukan pada 11 November 2011. Tidak hanya itu, para pengunjung juga dapat mempelajari budaya masyarakat sepanjang Sungai Ciliwung sekaligus menikmati makanan dan minuman khas Betawi, seperti dodol dan bir pletok,” kata Ketua KPC (Komunitas Peduli Ciliwung) Pejaten, H. Royani.