Jelang 'Booming' Pariwisata, Ini 6 Inovasi Hotel Pasca Pandemi

Kamar hotel
Sumber :
  • dokumentasi pegi-pegi

VIVA – Industri pariwisata Indonesia memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Keindahan alam dan keragaman budayanya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan nasional maupun internasional. Namun, pandemi COVID-19 satu tahun terakhir dirasakan sangat berdampak pada sektor pariwisata nasional, maupun global.

IHSG Masih Terkurung di Zona Merah Meski Dua Saham Catat ARA

Hadirnya vaksin COVID-19 di awal 2021 membawa angin segar dan diproyeksikan mampu menekan penularan COVID-19 sekaligus membangkitkan gairah pariwisata Indonesia.

Diprediksi, pariwisata Indonesia akan kembali ’booming’ pada semester II tahun 2021 ini. Bisa dibilang, beberapa perubahan terbesar telah terjadi di industri hotel, mulai dari sistem hingga desain.

Bawaslu Pastikan Fasilitas Pemerintah Boleh Dipakai untuk Kampanye Pilkada 2024

Bagaimana tren industri hotel kedepannya pasca pandemi? Berikut rangkumannya:

Peningkatan penggunaan teknologi
Dikutip dari laman The Independent, Teknologi nirkontak telah lama menjadi tren di industri hotel, tetapi karena COVID-19, hotel meningkatkan peluncurannya.

Terima Penghargaan, Kanwil Bea Cukai Banten Komitmen Berikan Pelayanan Optimal pada Pengguna Jasa

Hal ini pun diakui oleh Vice President Human Capital, Panorama Hospitality Management (PHM), Muhammad Fahmi, yang menuturkan bahwa industri perhotelan akan lebih banyak merekrut sumber daya manusia lulusan vokasi.

Menurutnya, lulusan vokasi akan mendapat kurikulum agar lebih memahami skill digital di era pandemi saat ini.

"(Faktor peningkatan pariwisata) Digital skill. Tamu-tamu eranya lebih ke arah digital. Waktunya berikan kurikulum yang lebih digital pada calon pegawai," tuturnya dalam acara IDeA Indonesia.

Desain pintar
Desainer hotel Jean-Michel Gathy, melihat masa depan di mana bahan bangunan diintegrasikan dengan mulus ke dalam desain. Contoh sederhananya, melibatkan hal-hal seperti anti-mikroba yang muncul untuk segala ornamen mulai dari lobi, meja samping, hingga restoran di belakang rumah.

"Juga kios check-in mandiri dan membatasi berapa banyak orang yang bisa naik lift," ujarnya dalam laman Independent.

Akan ada logam pembersih otomatis di kamar mandi dan mesin khusus di lantai dan dinding tempat virus tidak dapat menempel dan bertahan hidup, seperti bunga teratai.

“Plastik khusus yang tidak terlihat dan film yang dapat dilepas akan menutupi remote control TV, faucet, pancuran, dan pegangan pintu. Sistem pengiriman udara dan air akan disaring dan dimurnikan," ungkapnya.

"Dalam lima tahun, saya memperkirakan bahwa semua hal ini akan menjadi standar dalam industri perhotelan," tambahnya.

Lebih banyak fasilitas dalam kamar
Menurut Gathy, tren banyaknya fasilitas di kamar akan makin bertambah. Kamar-kamar standar akan memberi jalan ke lebih banyak studio dan suite dengan dapur dan laundry untuk mengurangi interaksi layanan kamar dan tata graha.

Kendati demikian, Direktur Utama IDeA Indonesia, Eko Desriyanto, SHI., MM, menuturkan bahwa penambahkan fasilitas kamar artinya merubah prosedur yang sudah ada.

Hal ini harus melibatkan sumber daya manusia yang nantinya akan tetap memberi jasa dan pelayanan hospitality pada tamu.

"Siswa vokasi ini terlibat langsung dalam perubahan. prosedur. Maka mereka paham apa saja prosedur yang harus dilakukan, do and don't agar tetap pertahankan kualitas," ungkapnya.

Membuat fasilitas kesehatan menarik
Eko menambahkan, perlu perbanyak fasilitas terkait sanitasi dan keamanan mencegah penyebaran COVID-19. Dalam beberapa hal, itu mencakup fasilitas mencuci tangan, cek suhu badan, petugas khusus yang berjaga.

"Bagaimana (siswa/calon SDM) IDeA bisa beradaptasi dengan situasi ini, sudah disiapkan dengan mengikuti prosedur dan terlibat di dalamnya," ungkapnya.

Meski begitu, beberapa hotel, sekarang ada dorongan untuk membuatnya lebih "menarik" dan menormalkan fasilitas kesehatannya sebagai bagian dari pengalaman tamu.

“Banyak hotel mencari produk yang lebih halus yang menyatu dengan desain hotel secara keseluruhan. Hal yang sama berlaku untuk elemen penyaringan - kami melihat desain muncul yang menggabungkan elemen sambungan dan penanam untuk membuat perangkat penyaringan yang elegan, atau layar dekoratif, membantu barang-barang rumit ini bergabung lebih mulus dengan sekitarnya," ungkap Coles.

Memperluas area luar ruangan
Banyak dari kita mencari ruang terbuka sebagai penangkal kurungan isolasi, dan keinginan itu telah mempercepat tren yang sudah muncul di hotel menurut Mr Coles. Hal ini terbantu oleh fakta bahwa selama pendekatan berjenjang di Inggris terhadap pembatasan virus korona, sosialisasi antar rumah tangga diizinkan di lingkungan keramahan luar ruangan.

Membawa tanaman hijau ke dalam ruangan
Akhirnya, kita mungkin berharap untuk melihat lebih banyak tanaman hijau di dalam ruangan. Mr Coles menjelaskan, desain biofilik, yang berfokus pada alam dan alam, sedang mengalami kebangkitan.

"Konsumen yang cerdas tertarik ke lokasi dalam ruangan yang menjanjikan lingkungan yang indah, terang, dan penuh kehijauan, dan yang terpenting saat ini, udara yang lebih bersih dan rasa kebugaran yang lebih baik, menyatu di dalam dan di luar ruang di dalam hotel kami," tuturnya.

Kerja sama PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) dan Hotel Indonesia Group (HIG)

Dukung Perkembangan Ekonomi RI, PTPN I Jalin Kerja Sama dengan HIG

Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat citra produk teh Indonesia di pasar domestik dan internasional.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2024