Berlibur di Batu Love Garden, Surganya Bunga Indonesia
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Libur Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata, salah satunya Batu Love Garden (Baloga), di Kota Batu, Jawa Timur. Tempat ini memiliki koleksi 600 tanaman bunga dan buah khas Indonesia dan sebagian lagi dari luar negeri.
Baloga sendiri baru dibuka pada 19 Desember 2020 lalu di tanah seluas 7 hektare. Baloga mengangkat kearifan lokal warga setempat. Sebab, 70 persen tanaman bunga dan buah mereka beli dari petani di Desa Bumiaji, Kota Batu. 30 persen sisanya tanaman luar negeri yang tidak bisa didapat di Indonesia.
"Kita ingin memberikan edukasi kepada wisatawan tentang 600 jenis tanaman buah dan bunga. 70 persen tanaman kita beli dari warga desa di dekat wisata kami. 30 persen dari luar negeri seperti begonia dan petonia itu dari Amerika Serikat," kata Direktur Utama Batu Love Garden, Isa Mei Wahyuni, Minggu, 27 Desember 2020.
Konsep wahana wisata ini dibagi dua zona. Pertama zona indoor dan kedua zona outdoor. Di zona indoor dikhususkan untuk tanaman kering, termasuk akuaponik dan tanaman hidroponik. Sementara di area outdoor, mereka memiliki kebun bunga matahari, kebun jeruk dan aneka replika hewan seperti jerapah, kuda, dinosaurus yang semuanya disusun dengan hamparan bunga.
"Harapannya, mereka bisa datang melihat aneka macam bunga dan menghirup udara segar. Karena itu baik untuk kesehatan dan semoga imun meningkat. Dari sisi edukasi, mereka dapat pengetahuan cara budidaya angrek, merawat tanaman akuaponik, hidroponik dan sebagainya," ujar Isa Mei.
Isa mengatakan, selain menikmati tanaman bunga dan buah. Mereka juga memiliki spot foto replika rumah dari berbagai negara, mulai dari Amerika, Jepang, hingga Spanyol. Mereka juga memiliki rumah kupu-kupu, yang di dalamnya ada beberapa jenis hewan. Mulai dari lebah, belalang hingga rayap. Hewan-hewan ini berkaitan dengan tanaman bunga dan buah.
"Kita juga punya kuda poni, terus kereta yang melewati hamparan kebun bunga dan buah. Kita punya taman topiary, kami bentuk kupu, merak, dinosaurus dan lainnya. Di Green House Walang, ada dry garden, salah satunya adalah tanaman jenis kaktus. Di area ini pengunjung bisa bersantai menghirup udara segar dan pemandangan pegunungan," tutur Isa Mei.
Untuk perawatan bunga-bunga di sini, mereka memiliki ahlinya yang memang benar-benar mengerti tentang bunga dan buah. Mereka menggandeng sejumlah Perguruan Tinggi di Kota Malang. Para ahli bertugas merawat  bunga kering pada zona indoor. Sementara di zona outdoor, mereke bertugas mengatur agar tanaman tetap bagus dari segi estetika, termasuk menjamin terpelihara dengan baik.
"Sebelum pandemi, kita lakukan pembangunan, sempat terhenti. Akhirnya kita lanjutkan dan dibuka pada 19 Desember lalu. Masih 85 persen, target kami sebulan ke depan bisa mencapai 100 persen," kata Isa Mei.
Wisatawan yang akan berkunjung ke wilayah Kota Batu diwajibkan menunjukkan bukti rapid test. Sedangkan untuk tiket masuk ke Baloga sebesar Rp60 ribu untuk hari biasa dan Rp80 ribu di akhir pekan. Pengelola menjamin tempat wisata mereka menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Mereka juga membentuk Satgas COVID-19 internal.
Salah satu wisatawan asal Kota Malang, Amanda Aurellia (21 tahun) mengaku terkesan dengan penempatan bunga, sehingga sedap dipandang oleh wisatawan. Selain tertarik dengan koleksi 600 tanaman bunga dan buah. dia tertarik dengan parade mobil hias. Rasa lelah berjalan di tanah seluas 7 hektare pun terbayar lunas dengan keindahan yang dia dapat.
"Dari awal itu sudah menarik karena ketemu display bunga yang enak dipandang. Beda dengan yang lain. Penataan bagus banget dan cocok untuk anak muda. Kita bisa foto dengan kupu-kupu dan kalajengking. Bisa foto di area replika rumah. Ada parade juga. Pokoknya seru lah, capeknya hilang," ujar Amanda.