Jumlah Wisatawan Turun 80 Persen Selama Pandemi COVID-19

Calon penumpang di bandara berjalan menuju pesawat terbang komersil. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

VIVA – Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2020 di Tanah Air berdampak pada sejumlah sektor, termasuk pariwisata. Pandemi virus corona berdampak pada penurunan jumlah wisatawan yang sangat drastis.

Sukseskan Aquabike Jetski World Championship 2024, Bea Cukai Belawan Terima Penghargaan

Juru Bicara Kementerian Pariwisata, Prabu Revolusi menyebut bahwa jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan sebesar 80 persen.

Baca Juga: Sekolah Akan Dibuka dengan Metode Shifting, Kapasitas Max 50 Persen

Baru Raih Penghargaan Bergengsi, Intip Mewahnya Bali Sunset Road Convention Center (BSCC)

"Pariwisata sektor yang paling terdampak, turunnya 80 persen. Karena pandemi, terdampak. Karena semua orang enggak boleh bergerak, semua di rumah. Kalau enggak gerak, ya mati," kata Prabu, dalam acara Jurnalisme Pariwisata di Era New Normal, Jumat, 20 November 2020.

Dilanjutkan Prabu, sektor pariwisata berbeda dengan pendidikan dan ekonomi, yang masih bisa jalan dengan adanya teknologi.

Cagub Iqbal Disindir Tak Promosikan Wisata NTB Selama Jadi Dubes Turki: Saya Dubes RI Bukan NTB

“Sektor lain seperti pendidikan, ekonomi masih bisa jalan karena teknologi masih bisa membantu. Kalau pariwisata gimana caranya? Berlibur harus ada tempatnya. Sekarang orang enggak boleh bergerak. Wisatawan mancanegara enggak boleh masuk," jelas Prabu.

Di sisi lain, Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri menjelaskan bahwa karena pandemi COVID-19 ini, wisatawan belum banyak berwisata. Meski begitu, kata dia, tetap perlu komunikasi untuk mempromosikan destinasi di Tanah Air, namun dengan konten yang berbeda.

"Kalau lihat negara pesaing sangat gencar mereka tetap mempromosikan destinasi di negara mereka sehingga tidak hilang," jelas dia.

Lebih lanjut, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Agustini Rahayu mengatakan, untuk promosi wisata, saat ini pihaknya fokus pada wisatawan Nusantara. Hal ini mengingat masih belum dibukanya pintu untuk wisatawan mancanegara karena pandemi COVID-19.

Bentuk promosi wisata yang ditekankan oleh pihaknya adalah dengan meyakinkan para wisatawan lokal bahwa destinasi di Tanah Air sudah siap untuk menghadapi new normal.

"Kita mesti meyakinkan bahwa destinasi pariwisata siap, aman dan komitmen bersama. Kalau mau jualan produk, mesti bikin produk bagus dulu. Kemudian yang perlu itu keyakinan konsumen, gaining confidence, mengembalikan kepercayaan pasar atau wisatawan itu penting," jelas Ayu.

Untuk memastikan tentang kesiapan tersebut, Kemenparekraf sudah mengeluarkan sertifikat gratis untuk destinasi wisata yang memang sudah menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability), atau yang selanjutnya disebut Panduan Pelaksanaan Kesehatan, Kebersihan dan Keselamatan untuk sektor Hotel, Restoran dan Bioskop.

"Kita buat CHSE ini, kita gencarkan sambil meyakinkan wisatawan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya