Cara Aman Traveling Lagi di Masa New Normal

solo traveling
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Tidak sabar rasanya ingin traveling kembali ketika situasi sudah mulai pulih. Kita mendengar pemerintah mulai memberikan protokol keamanan terbaru untuk menghadapi situasi new normal, yakni masa yang kita sebut sebagai transisi menuju pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Sering Diabaikan, 5 Barang Ini Ternyata Wajib Dibawa saat Traveling!

Tentu sudah banyak destinasi yang ingin dikunjungi, baik itu pantai ataupun hotel favorit yang menjadi wishlist ketika saat memulai travelling.  Supaya tetap 'terlindungi' selama traveling, berikut Pegipegi rangkum tips aman yang dapat dilakukan dengan mudah saat waktu traveling itu tiba. Simak, yuk! Lanjutannya ada di halaman berikut. 

Baca juga: Amankah Air Minum di Musim Hujan? Begini Cara Mengeceknya

10 Destinasi Terbaik Dunia yang Wajib Dikunjungi di Tahun 2024

Selalu membawa hand sanitizer

Cuci tangan secara berkala sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan, apalagi mengingat banyak kuman hingga virus yang dapat menempel di tangan. Selain itu, kita juga sangat sering menyentuh wajah dengan tangan. Penelitian menunjukkan kita menyentuh wajah menggunakan tangan bahkan hingga 23 kali hanya dalam satu jam. 

Mau Traveling Tanpa Cemas? Kenali 12 Istilah Travel untuk Pemula yang Harus Kamu Pahami!

Jika mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tidak memungkinkan, maka hand sanitizer dapat digunakan menjadi pengganti sabun cuci tangan di mana keefektifannya tidak jauh berbeda. Studi yang dilakukan University of Maryland menunjukkan, jumlah bakteri yang tertinggal pada tangan yang dibersihkan menggunakan sabun dan hand sanitizer ternyata tidak jauh berbeda.

Baca juga: BPOM Tarik 5.800 Produk, Termasuk Suplemen COVID-19

Gunakan masker kain di mana pun

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merekomendasikan bahwa semua orang untuk mengenakan masker kain jika ingin pergi ke tempat umum. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus dari orang tanpa gejala (OTG).

Namun, dengan menggunakan masker bukan berarti aman untuk berdekatan dengan orang lain. Akan tetapi, harus tetap memperhatikan protokol menjaga jarak yang baik dan benar.

Baca juga: Ahli Jantung Peringatkan Patah Hati Bisa Berujung Kematian

Pilih kursi di dekat jendela pesawat

Jika memungkinkan, saat bepergian dengan pesawat, pilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Sebuah penelitian dari Emory University menemukan, bahwa selama musim flu tempat teraman untuk duduk di pesawat adalah dekat jendela. Mengapa? Karena orang yang duduk di kursi dekat jendela memiliki lebih sedikit kontak dengan orang yang berpotensi sakit.

Bawa peralatan makan sendiri

Peralatan makan dan minum seperti sendok, garpu, dan tumbler dapat dibawa ke mana pun ketika bepergian. Dengan membawa peralatan makan sendiri, maka dapat mencegah terjadinya penularan.

Check-in secara online

Kita tahu bahwa salah satu medium penyebaran virus adalah dengan sentuhan. Sedangkan boarding pass adalah salah satu benda yang sering berpindah tangan dan disentuh untuk pengecekan.

Solusi untuk mengurangi sentuhan di masa pengecekan yaitu dengan melakukan boarding pass online. Oleh karena itu, Anda lebih disarankan untuk langsung check-in online di aplikasi Pegipegi.

Bawa termometer digital sendiri

Pengecekan suhu tubuh sudah normal dilakukan di area publik saat ini. Biasanya dengan cara 'menembakkan' termometer infrared digital di bagian atas mata (dahi). Karena bentuknya yang besar dan harganya yang relatif mahal, membawanya secara mandiri tidaklah ideal. 

Namun, Anda bisa membeli termometer yang lebih kecil dan harganya pun lebih murah sekitar Rp20.000-Rp40.000 di toko belanja online. Dengan membawa termometer ini, Anda bisa mengecek suhu tubuh secara reguler di destinasi yang akan dituju. Hal ini juga untuk memastikan apabila Anda memiliki gejala demam. 

Pilih destinasi outdoor ketimbang indoor

Kita tahu bahwa penyebaran virus lebih banyak di tempat tertutup (indoor) dan padat. Hal ini membuat destinasi outdoor seperti taman, pantai, gunung, dan sejenisnya akan lebih populer. Selama menerapkan protokol menjaga jarak, destinasi outdoor cenderung lebih aman. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya