Wabah Virus Corona Bikin Transaksi Penjualan Tiket Pesawat Menurun

Ilustrasi ke luar negeri/visa/traveling.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Hingga Jumat pagi ini, ada 70 negara di luar China yang telah melaporkan kasus virus corona termasuk di Indonesia. Hingga pagi ini setidaknya tercatat ada 97.381 kasus virus corona di dunia, dan tercatat ada 3.348 orang tewas akibat virus corona ini.

Studi: Petualangan Alam jadi Destinasi Liburan Paling Dicari Travellers Indonesia

Meningkatnya kasus virus corona, ternyata berdampak pada penurunan minat masyarakat khususnya di Indonesia untuk berlibur. Sejumlah agen travel bahkan mengeluhkan, adanya isu wabah corona, membuat bisnis mereka menurun.

Meski sebelumnya, pemerintah memberikan insentif transportasi penerbangan mulai 1 Maret 2020 sebagai upaya untuk menggairahkan sektor pariwisata yang terpukul akibat virus Corona, dengan memberikan diskon tiket pesawat hingga 50 persen ke 10 destinasi prioritas, hal ini justru tidak membuat masyarakat tergiur. Apalagi, semenjak diumumkan, dua WNI positif terpapar virus corona.

Travel-Friendly! 8 Produk Multifungsi yang Harus Ada di Pouch Makeup mu

Head of Marketing Communication, Golden Rama, Ricky Hilton mengungkapkan setidaknya ada penurunan penjualan tiket beberapa pekan terakhir bahkan sebelum diumumkannya 2 WNI positif terpapar virus corona.

"Penurunan di angka nilai transaksi tiket sebesar 15-25 persen sementara apabila dibandingkan dengan jumlah pax mencapai 30 persen," kata dia saat dihubungi VIVA, 2 Maret 2020.

Sering Diabaikan, 5 Barang Ini Ternyata Wajib Dibawa saat Traveling!

Dia menjelaskan beberapa destinasi terutama di Asia terlihat mengalami penurunan pasca adanya virus corona ini. Sebut saja China yang menjadi salah satu destinasi yang cukup banyak diincar masyarakat sebelum adanya virus untuk dikunjungi.

"Tentunya seperti destinasi China menjadi salah satu motor penurunan angka tersebut," lanjut dia.

Terkait dengan kasus virus corona, Ricky menjelaskan belum ada dampak signifikan penuruan harga tiket oleh pihak maskapai. Ricky menjelaskan terkait dengan virus corona ini, pihak maskapai sejauh ini hanya memberlakukan proses refund atau reschedule penerbangan.

"Beberapa airlines hanya memberlakukan proses refund atau reschedule yang dapat meminimalisir kerugian customer yang ingin membatalkan perjalanan (tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku)," kata dia.

Untuk harga khusus, lanjut dia sama dengan periode sebelumnya pada event-event tertentu beberapa maskapai memberlakukan promo tiket yang dibanting harganya.

"Masih di level promo yang reguler," kata dia.

Terkait dengan minat masyarakat Indonesia untuk memesan tiket penerbangan ke luar negeri setelah adanya kasus virus corona, dia menyebut masih ada masyarakat yang membeli tiket penerbangan untuk periode waktu tertentu.

"It is a challenging period untuk kami. Akan tetapi, kami masih optimis dikarenakan terdapat customer yang melakukan transaksi tiket, namun beberapa customer memang memesan untuk periode yang lebih jauh hari dengan harapan penanganan COVID-19 sudah lebih baik dan penyembuhan juga sudah optimum," jelas Ricky.

Untuk destinasi sendiri, Ricky menjelaskan masyarakat Indonesia memilih destinasi di wilayah Australia, Amerika dan Eropa untuk tujuan luar negeri.

Sementara itu untuk beberapa destinasi di Indonesia, sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi sempat mengatakan bakal melakukan penerapan diskon tiket pesawat sampai 50 persen dijadwalkan mulai berlaku per 1 Maret 2020. Kebijakan insentif ini rencananya akan berlaku selama tiga bulan.

"Kita ingin bulan Maret, April, Mei itu, dunia penerbangan dapat insentif agar penumpang ke sepuluh destinasi wisata itu bisa bertambah," kata Budi Karya di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 26 Februari 2020.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya