Bukit Lawang, 'Surga' Tersembunyi di Utara Sumatera

Jembatan di Sumatera Utara
Sumber :
  • Dok: Asuransi Astra

VIVA – Saat berkunjung ke Medan, biasanya pendatang memilih untuk melakukan wisata budaya dan kuliner. Namun ternyata, Ibu Kota Sumatera Utara itu juga menyimpan kekayaan alam.

Nyoblos Bareng Istri Ditemani Cucu, Rano Karno Mau Silaturahmi ke Warga Keliling TPS Sekitar Rumah

Salah satunya, Tangkahan. Dari Kota Medan, jaraknya sekitar empat jam perjalanan darat. Bersama rombongan Asuransi Astra dalam rangkaian acara Simply Memorable Trip, VIVA.co.id diajak untuk menikmati keindahan alam di kawasan tersebut.

Banyak aktivitas seru yang bisa dilakukan di area, yang sebagian besar masih berupa persawahan itu. Mulai dari menyusuri Sungai Batang menggunakan ban karet (tubing), hingga memandikan beberapa gajah liar yang hidup bersama warga.

Nyoblos Bareng Istri dan Anak, Pramono Anung Minta Warga Jakarta Gunakan Hak Pilihnya

Pesona Tangkahan tidak hanya memikat wisatawan mancanegara saja. Beberapa artis Indonesia juga diketahui pernah datang ke Sungai Batang, seperti Nicholas Saputra dan Hamish Daud.

Perjalanan tidak akan membosankan, karena mata dimanjakan dengan hamparan pohon sawit yang berderet rapi di sisi jalan.

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

Usai asyik bermain air, rombongan kemudian diajak menuju Bukit Lawang. Berada di Kabupaten Langkat, wilayah itu masuk dalam Taman Nasional Gunung Leuser, yang menjadi rumah dari satwa orangutan.

Dulu, Bukit Lawang menjadi salah satu tujuan wisata yang ramai dikenal. Namun, adanya banjir bandang yang terjadi pada 2003, membuat ratusan rumah warga yang ada di tepian Sungai Bahorok itu hancur.

Untuk bisa tiba di Bukit Lawang, ada jalan utama yang waktu tempuhnya kurang lebih lima jam. Namun, tim diajak melewati jalur alternatif yang jalurnya cenderung tanah dan berbatu, demi memangkas jarak. Alasannya, waktu sudah malam dan rombongan mulai kehabisan tenaga.

Perjalanan di malam hari itu cukup menegangkan. Bagaimana tidak, pukul 22.00 WIB harus menembus rimbunnya pohon sawit. Gelapnya malam membuat suasana seperti sedang berpetualang di dalam hutan rimba.

Suasana makin mencekam, saat melewati sisi jalan yang berada persis di tepi bukit. Sungai yang mengalir deras, ditambah gelapnya jurang, membuat jantung berdegup kencang. Untung, semuanya bisa dilalui dengan aman dan rombongan tiba di tujuan tanpa kurang apa pun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya