Imbas Kian Banyaknya Wisatawan 'BPJS' bagi Industri Hotel Budget

Ilustrasi traveling
Sumber :
  • Pixabay/Pexel

VIVA – Jika di dunia kesehatan ada BPJS, yang merupakan akronim dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, di pariwisata juga ada lho 'BPJS'. Istilah ini digunakan untuk menyebut wisatawan dengan anggaran minim, tapi memiliki keinginan tinggi untuk traveling.

Pembiyaan Gagal Ginjal Capai Rp11 T, Dirut BPJS Imbau Masyarakat Jaga Pola Hidup Sehat

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir kebutuhan traveling telah naik kelas. Sebelumnya sebagai kebutuhan tersier atau sekunder, telah bergeser menjadi kebutuhan primer, selain pangan dan sandang.

"Selama ini kebutuhan travel beberapa tahun belakang naik kelas, orang jadi menaruh (traveling) agak atas setelah makan dan rumah. Orang yang tadinya enggak mampu bepergian karena mahal, jadi mampu," kata Viko Gara, VP Commercial Airy dalam peluncuran Airy Community Center di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu, 3 Juli 2019.

Pencairan JKP Pekerja Sritex Ditargetkan Rampung 18 Maret

Dari apa yang terjadi di lapangan, Viko melihat bahwa tren wisatawan lokal saat ini cenderung memiliki keinginan tinggi untuk traveling meski budget alias anggaran minim. Dengan demikian, hotel yang dipilih pun tak harus mewah, justru kebanyakan memilih hotel budget untuk menghemat kantong.

"Banyak tren di nusantara, wisatawan lokal, banyak (orang) budget minimum tapi pengen traveling. Goals mereka traveling itu enggak staycation di hotel mewah, tapi sampai di situ (tempat tujuan) bisa tidur nyaman, besok pergi buat foto di tempat Instagramable. Kalau istilah kita BPJS, Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita," tuturnya.

Menkes Ungkap Sudah Saatnya Iuran BPJS Kesehatan Dinaikkan

Melihat tingginya minat masyarakat ber-budget minim untuk traveling akan mendorong pertumbuhan industri hotel budget di Tanah Air. Sementara Danny Handoko selaku CEO Airy sebagai perusahaan startup bidang Accomodation Network Orchestrator (ANO), ini optimistis bisa terus melanjutkan misi memajukan industri hotel anggaran rendah di Tanah Air. Perusahaannya sendiri diperkuat lebih dari 1.000 properti di lebih dari 90 kota di seluruh Indonesia.

"Dengan demikian, kami tak hanya berperan bagi pengguna dan mitra property owner, tetapi lebih penting lagi, bisa berandil lebih besar dalam memajukan ekonomi digital di Indonesia,” ujar Danny. (adn)

Ilustrasi penyakit batu ginjal

BPJS Ungkap Penyebab Pembiayaan Penyakit Gagal Ginjal Meningkat Signifikan Rp 11 T di 2024

Terkait dengan peningkatan signifikan tersebut, Deputi Direksi Bidang Kebijakan Penjamin Manfaat BPJS Kesehatan, Ari Dwi Aryani angkat bicara.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2025