Logo timesindonesia

Sketsa Iwan Simatupang Raib dari Hotel Salak

Hotel Salak Heritage (FOTO: hotelsalak.co.id)
Hotel Salak Heritage (FOTO: hotelsalak.co.id)
Sumber :
  • timesindonesia

"Iwan Simatupang tinggal di Kamar 52 bersama anaknya setelah ditinggal istrinya meninggal dunia."

Saya tidak perlu mendapat jawaban resepsionis karena malah tambah bingung.

"Saya baru di sini, Mas." Alasan yang mudah untuk mengakhiri pembicaraan. "Kalau mau lebih jelas mungkin bisa mengubungi manajer humas. Tapi sore sudah pulang. Saya berikan nomor kontaknya saja ya," resepsionis memberikan solusi karena saya bergeming di depannya dan itu mengganggu tamu hotel.

Nama lengkapnya Iwan Martua Dongan Simatupang. Pria yang lahir di Sibolga 18 Januari 1928 dan meninggal di Jakarta 4 Agustus 1970 dalam usia 42 tahun dikenal sebagai eseis, penyair, budayawan, kritikus, dan lebih dikenal lagi sebagai novelis.

Dalam buku Surat-surat Politik Iwan Simatupang 1964-1966 (LP3ES, 1986) digambarkan, sastrawan ini hidupnya penuh gejolak mulai dari kuliah berpindah-pindah dan lintas jurusan hingga ke persoalan agama.

Selepas HBS di Medan, Iwan melanjutkan kuliah ke kedokteran di Surabaya namun tidak selesai. Selanjutnya belajar antropologi di Universitas Leiden (1954-56), belajar drama di Amsterdam dan filsafat di Universitas Sorbonne Prancis.

Termasuk dalam soal iman, Iwan juga penuh gejolak. Seorang anak yang pintar ngaji di surau kemudian setelah buntu menemukan jawaban dan setelah sekamar di Eropa dengan temannya Frans Seda, yang kelak menjadi Menteri Keuangan Orde Baru, Iwan pun pindah ke Katolik.