Bali Bersiap Bangun Pariwisata Kesehatan
- Pixabay/ TheShiv76
VIVA – Bali kini tak hanya mengunggulkan pariwisata alam dan budaya, tapi juga mulai mengangkat pariwisata kesehatan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM, Bali menjadi wilayah wisata yang juga memperhatikan program health tourism atau pariwisata kesehatan, yang di dalamnya mencakup wellness dan medical tourism.
Wellness terkait dengan upaya promotif preventif di mana di dalamnya meliputi pengobatan tradisional, seperti ramuan jamu tradisional dan spa. Sementara medical tourism terkait dengan pelayanan kesehatan dasar.
"Saat ini kami sedang prioritaskan pelayanan pengobatan tradisional. Spa di Bali adalah spa terbaik di Asia. Ini salah satu keunggulan kami," kata Suarjaya saat ditemui di RSUD Bali Mandara, Bali, Selasa, 23 April 2019.
Untuk itu, kini Bali tengah mempersiapkan pelayanan dasar puskesmas di jalur pariwisata khusus pengobatan tradisional.
Saat ini sejumlah layanan kesehatan tersebut memang sudah ada, namun semua masih tersebar dan belum terintegrasi dalam satu sistem. Karena itu, regulasi pun tengah dalam proses penyusunan dan diharapkan tahun ini bisa selesai.
"Dengan begitu semua jadi satu sistem. Ada jejaring layanan, baik itu koordinasi, sistem informasi, dan marketingnya," ucap Suarjaya.
Selain regulasi, masalah kompetensi tenaga kesehatan tradisional yang terstandar juga belum terpenuhi. Suarjaya menyebut, di Bali terdapat 3.200 spa, namun hanya 10 persen saja yang memiliki izin terdaftar.
Suarjaya berharap, health tourism bisa menjadi daya tarik lain dari Bali. Bali juga memiliki layanan pengobatan tradisional. Layanan kesehatan ini juga bisa diunggulkan menjadi ciri khas Bali yang tak hanya mengangkat pengobatan tradisional khas Bali, tapi juga meningkatkan pendapatan daerah.
"Bali memiliki banyak pengobatan tradisional yang sangat bermanfaat seperti herbal, misalnya loloh, jamu tradisional yang sangat diyakini bisa menyehatkan dan membuat bugar," kata Suarjaya.
Sementara di bidang medical tourism, Bali tengah mengejar kualitas pelayanan internasional. Jika semua itu sudah terbangun, diharapkan pasien di Indonesia tak perlu lagi ke luar negeri, tapi bisa memanfaatkan sarana dalam negeri. Misalnya, di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara yang kini tengah membangun pusat layanan kanker, di mana nantinya pasien bisa berobat sambil berwisata di Bali.