Teror Bom di Sri Lanka, Inggris Keluarkan Travel Advice
VIVA – Menyusul ledakan yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu, 21 April 2019 lalu, Pemerintah Inggirs langsung mengeluarkan 'travel advice' untuk warga negaranya yang tengah berlibur di sana. Dalam laman resminya, mereka menyarankan untuk segera menghubungi keluarga dan teman jika dalam kondisi aman.
"Jika Anda berada di Sri Lanka dan terkena dampak langsung dari serangan tersebut, silakan hubungi Komisi Tinggi Inggris di Kolombo: +94 11 5390639, dan pilih opsi darurat dari mana Anda akan terhubung dengan salah satu staf konsuler kami,” demikian seperti tertulis dalam situs resmi Pemerintah Inggris.
Mereka menyebut bahwa kini keamanan telah ditingkatkan di seluruh pulau dan ada laporan operasi keamanan yang sedang berlangsung. Mereka menyarankan untuk mengikuti saran dari otoritas keamanan setempat, staf keamanan hotel atau agen wisata Anda.
Hingga kini bandara masih beroperasi, tetapi dengan peningkatan pemeriksaan keamanan. Beberapa maskapai penerbangan menyarankan penumpang datang lebih awal untuk check-in, mengingat screening keamanan meningkat.
"Pemerintah Sri Lanka telah mengumumkan jam malam nasional. Anda harus membatasi pergerakan sampai ada instruksi dari otoritas setempat dan operator hotel atau tur Anda," kata Pemerintah Inggris.
Seperti diketahui hingga saat ini ada enam ledakan yang terjadi. Bom itu digunakan untuk menyerang tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka, di Kolombo tengah, di pinggiran utara Kolombo Kochchikade, dan di Negombo kira-kira 20 mil di Utara Kolombo; dan di sebelah Timur negara itu di Batticaloa.
Pihak berwenang Sri Lanka telah mengonfirmasi bahwa jika perlu mengejar penerbangan dari bandara Kolombo, wisatawan dapat melakukan perjalanan ke bandara, asalkan memiliki paspor dan tiket yang berlaku untuk perjalanan hari itu. Mereka juga telah mengonfirmasi bahwa pengaturan telah diberlakukan untuk penumpang yang datang.
"Sebagian besar kunjungan ke Sri Lanka bebas masalah. Namun, Anda harus mewaspadai risiko penyerangan seksual, minuman keras, kecelakaan di jalan, tenggelam akibat gelombang berbahaya dan penipuan kartu kredit," kata mereka. (rna)