Wisatawan Asing Kagumi Atraksi Tradisi Kanduri Laot
- VIVA/Dani Randi
VIVA – Industri pariwisata di Sabang telah memiliki keunggulan dalam segi geografis dan lintas budaya yang disajikan kepada wisatawan. Salah satu atraksi wisata budaya itu, yakni Kanduri Laot yang mulai memiliki peminatnya.
Festival yang sudah digelar sejak 2018 ini, ternyata memikat hati wisatawan mancanegara (wisman) untuk bisa menyaksikan budaya laut di wilayah pesisir Aceh. Pantauan VIVA, sebelum dimulai, wisman begitu serius mengabadikan momen ketika nelayan di peusejuk (tradisi tepung tawar) di atas kapal, sebelum atraksi tarik pukat dilakukan.
Sejumlah wisatawan asing mengaku sangat menikmati dan kagum terhadap tradisi Kanduri Laot di Sabang. Mereka mengaku penasaran dengan tradisi ini.
"Ini pertama kali kami ke Sabang, kebetulan kami dapat jadwal bahwa ada di Sabang tradisi budaya nelayan, makanya kami penasaran ingin menontonnya," ujar seorang wisatawan asal Yunani, Andrero Costas di sela kegiatan Kanduri Laot di pelabuhan CT 3 Sabang, Sabtu, 30 Maret 2019.
Andrero yang sudah berada di Sabang sejak tanggal 28 Maret 2019 itu mengaku sempat mengelilingi Pulau Sabang dan berwisata di Iboih. Dia juga telah mengelilingi sejumlah desa lainnya untuk mencari tahu seperti apa adat nelayan di Sabang.
Menurutnya, tradisi Kanduri Laot di Sabang kental akan adat dan budayanya. Tak heran, kata dia, nelayan dan masyarakat Sabang masih melestarikannya hingga kini.
“Ini sangat bagus. Kami jarang melihat budaya yang dibalut dengan wisata seperti ini, saya rasa ini harus tetap berkembang,” ucap Andrero.
Tidak bisa dimungkiri, perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih membuat sebagian budaya dan adat lokal Aceh pudar. Ini tentunya harus dibangkitkan kembali dan perlu dilestarikan. Namun khusus adat Kanduri Laot sudah turun-temurun dilaksanakan.
Ini juga sebagai wadah sosialisasi kearifan lokal tentang laut. Apalagi keberadaan Panglima Laot menjadi penting dalam tatanan kehidupan sosial nelayan di Aceh. Lembaga Panglima Laot bisa menjadi mediator bila ada selisih atau sengketa antarnelayan.
Filosofi yang terpenting dari Kanduri Laot adalah rasa syukur seluruh nelayan terhadap apa yang telah didapatkan dari laut. Laut menjadi sumber rezeki bagi nelayan yang tinggal di pesisir, khususnya masyarakat Sabang.
Festival ini bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara datang ke Sabang. Mereka selama ini tidak pernah melihat kebiasaan nelayan yang ada di Aceh sebelum dan sesudah melaut.
“Kanduri Laot ini bisa mendatangkan banyak wisatawan mancanegara ke Sabang. Dan itu terbukti, ketika kita agendakan, wisatawan asing kembali ramai ke Sabang,” kata Wali Kota Sabang, Nazaruddin. (mus)