Mengenang Persahabatan Bung Karno-Raja Kamboja Lewat Tarian

Gelaran kebudayaan dalam rangka mengenang persahabatan Bung Karno-Raja Norodom Sihanouk
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Hubungan diplomatik di bidang kebudayaan telah lama terjalin antara Indonesia dengan Kamboja. Bangunan kemitraan dua negara itu tak lepas dari hubungan apik pimpinan dua negara di masa lampau, yakni Presiden RI pertama Soekarno dengan Raja Kamboja terdahulu, Norodom Sihanouk.

Ratusan Pria Menari 9 Jam dalam Kesenian Hak-Hakan Di Wonosobo

Nah, persahabatan mendiang dua pemimpin negara itu kini telah berusia 60 tahun. Momentum itu dimanfaatkan oleh Kedutaan Besar RI di Kamboja dan Kerajaan setempat untuk menggelar acara kebudayaan bertajuk Joint Cultural Performance di Chatomuk Theater, Pnom Penh, Kamboja.

Digelar pada Februari ini, kegiatan tukar kebudayaan itu bergulir sejak akhir pekan lalu. Raja Kamboja Norodom Sihamoni hadir. Dari pemerintah Indonesia, hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

PDIP: Berbicara Pancasila, Harus Ubah Mentalitas Terjajah

Selain itu, datang juga sejumlah anggota keluarga besar Bung Karno. "Peserta dari joint culture ini adalah Royal Ballet of Cambodia, Indonesia Cultural Centre," kata salah satu anggota keluarga besar Bung Karno, Puti Guntur.

Cucu Bung Karno itu menceritakan, ada beberapa kesenian tradisional Indonesia ditampilkan dalam kegiatan tersebut, di antaranya lima tarian oleh badan usaha kesenian yang dikelola oleh anak bungsu Bung Karno dari Fatmawati, Muhammad Guruh Irianto Soekarnoputra, bernama Kinarya Gencar Semarak Perkasa (Kinarya GSP).

Ke Kampus, Hasto Ingatkan Pesan Bung Karno Soal City of Intellect

Kinarya GSP, lanjut Puti, menampilkan tarian tradisional, di antaranya, Gending Sriwijaya, yakni tarian penyambutan tamu kehormatan asal Palembang. Selain itu, tarian Taruna Jaya. Tarian ini digubah oleh Guruh dari tarian Turonggo Yakso atau Jaran Kepang yang berasal dari Jawa Timur.

Puti menuturkan, kebudayaan dan kesenian adalah salah satu cara dalam meningkatkan hubungan dan persahabatan antarnegara. "Dengan misi kebudayaan inilah maka nama Indonesia akan semakin dikenal," ujar caleg DPR RI Dapil Jatim I dari PDI Perjuangan itu.(nsa)

Ilustrasi. Sumber : VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Pengembangan Bahasa dan Kebudayaan sebagai Strategi Diplomasi Global

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, diplomasi tidak lagi terbatas pada interaksi politik atau ekonomi antarnegara.

img_title
VIVA.co.id
17 Oktober 2024