Aceh Siapkan 100 Event Wisata Selama 2019
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
VIVA – Tahun ini pengembangan di sektor wisata di Provinsi Aceh terus di genjot. Meskipun Calender of Event 2019 belum di-launching, tapi bocoran mengenai jumlah kegiatan atraksi wisata di Aceh tahun ini akan bertambah dari tahun sebelumnya.
Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya penyelenggaraan event pariwisata yang akan digelar selama satu tahun, di berbagai wilayah di Provinsi Aceh.
Setidaknya lebih dari 100 atraksi wisata berbasis daya tarik budaya (culture), alam (nature), dan buatan manusia telah disiapkan oleh pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten, serta para stakeholder pariwisata di Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, menyebutkan 100 agenda wisata itu di antaranya ada 10 yang merupakan kegiatan unggulan dan berlangsung sepanjang tahun di Aceh.
“100 event wisata itu sudah kita siapkan, dan kini masih kita kordinasikan dengan kabupaten/kota. Soal kalender wisata akan kita launching secepatnya,” kata Jamaluddin saat berbincang dengan VIVA belum lama ini.
Ia menambahkan, tiga diantaranya masuk dalam kalender nasional, seperti Aceh Culinary Festival yang akan berlangsung di Kota Banda Aceh pada 5-7 Juli, Saman Gayo Alas Festival di Kabupaten Gayo Lues mulai 18 Agustus dan Aceh Internasional Diving Festival di Kota Sabang yang dimulai pada tanggal 6 Oktober 2019.
Event itu hadir untuk memperkuat posisi Aceh sebagai destinasi wisata yang patut diunggulkan. Dan mampu menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Aceh.
Dibentuk Zona
Jamaluddin menambahkan, dalam pengembangan wisata di Aceh, pihaknya sudah membentuk zona wilayah yang akan terus dikembangkan. Seperti zona wisata religi, sejarah, kuliner dan bahari yang banyak dijumpai di Kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang.
Kemudian di zona wisata alam dan budaya yang bisa disaksikan di daerah Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Daerah itu kental dengan atraksi budayanya melalui tari Saman dan alam pegunungan Leuser.
Selanjutnya di Kabupaten Aceh Singkil, Simeulue dan Aceh Selatan akan difokuskan kepada wisata bahari. Di daerah itu terkenal dengan lokasi surfing yang berkelas internasional yang berada di Pulau Simeulue. Dan destinasi kepulauan yang memiliki 63 gugusan pulau kecil yang beragam pesona di Kabupaten Aceh Singkil.
“Selama ini di zona itu banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung. Tapi daerah lain juga tetap akan kita munculkan potensi-potensi wisatanya,” ujarnya. Apalagi, kata Jamaluddin, ditahun 2019 ini, 13 kapal pesiar yang mengangkut ribuan turis akan berkunjung ke Aceh.
Dari data kunjungan wisatawan mancanegara ke Aceh, pada 2018 mengalami kenaikan sebesar 36 persen menjadi 106.281 orang dari 78.980 orang pada 2017. Atau meningkat sebanyak 27.301.
Wisatawan asal Malaysia masih mendominasi kunjungan ke Aceh. Tercatat sebanyak 24.874 wisatawan Negeri Jiran itu berkunjung ke Aceh pada tahun 2018. Kemudian diposisi kedua wisatawan asal Australia dengan jumlah 1.368 orang, dilanjutkan dengan wisatawan asal Tiongkok 830, Filipina 737 dan India 387 orang dan wisatawan dari negara lainnya. (ren)