Menpar: Rencana Penutupan Pulau Komodo Tidak Relevan

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengikuti rapat kerja.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya merespons isu rencana penutupan Taman Nasional Pulau Komodo. Menurutnya, isu penutupan untuk alasan konservasi sangat tidak relevan, terutama untuk industri pariwisata.

Pupuk Kaltim Tegaskan Penerapan SNI Tingkatkan Daya Saing Perusahaan

"Menurut saya itu tidak relevan. Yang namanya bisnis itu butuh kepastian. Kalau ada isu itu ditutup, travel agent tidak ada yang berani bergerak. Mengerti enggak itu?" ucap Arief saat ditemui di kantor Kementerian Pariwisata RI, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Januari 2019.

"Karena jika bergerak, dia mengiklankan, lalu ujug-ujug ditutup gimana? Siapa yang mau tanggung jawab?” katanya.

Drama Iklim Dunia yang Belum Tuntas

Hal yang sama dengan isu menaikkan harga bagi para pengunjung dari yang tadinya berkisar Rp1,4 juta menjadi Rp7 juta dinilai Arief juga akan merugikan iklim industri pariwisata.

"Karena ketika kamu jual US$100 (Rp1,4 juta) dan yang ngomong itu bos besar, kalau kejadian gimana? Yang terjadi industri berhenti," ujar mantan Direktur Telkom itu.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

Terkait dengan alasan konservasi, menurutnya hal itu sama sekali tidak ada masalah. Lebih jauh, Arief mengatakan, bahwa yang memiliki kewenangan untuk menutup Taman Nasional Pulau Komodo ialah pemerintah pusat.

"Jadi itu tidak akan ditutup dan hak menutup taman nasional itu ada di pemerintah pusat," ucap Arief.

Ilustrasi pekerja di kawasan industri.

Genjot Kinerja Bisnis, KSP Bakal Tambah Kawasan Pergudangan Baru

Pergudangan Krakatau menjadi salah satu fasilitas unggulan yang menawarkan efisiensi dan kenyamanan bagi pelaku industri dan bisnis di kawasan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024