Traveling Bisa Turunkan Risiko Kenakalan Remaja
- Pixabay/Pexels
VIVA – Traveling bersama anak-anak ternyata tak sekadar mengajak bersenang-senang saja, tapi banyak manfaat positif yang bisa dipetik. Psikolog keluarga dan pernikahan, Nadya Pramesrani mengatakan, traveling bisa meningkatkan kedekatan dan bonding di dalam keluarga.
Nadya melanjutkan, berdasarkan penelitian tahun 2016, traveling bisa memberikan memori positif seumur hidup pada anak-anak, khususnya usia TK dan Sekolah Dasar. Memberikan memori positif untuk mereka tentu saja penting sekali, terutama ketika anak tumbuh remaja, masa di mana banyak terjadi perselisihan dengan orangtua.
"Kalau mereka punya memori positif, dia akan ingat bahwa, meski hubungannya dengan orangtuanya sekarang banyak bertengkar, itu akan membantu anak remaja memiliki hubungan yang aman dan nyaman," kata Nadya saat talkshow HiLo Drawing Competition 2019 di Hotel Aloft, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Dengan begitu, perilaku negatif remaja bisa diminimalisir dan tidak semakin menjauhkan mereka dari keluarga.
Orangtua juga bisa mengoptimalkan proses belajar anak melalui kegiatan traveling. Nadya menuturkan, anak usia TK hingga SD berada dalam tahap perkembangan di mana mereka harus bisa mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dan belajar bagaimana dunia bekerja.
Cara paling efektif anak mempelajari bagaimana dunia bekerja adalah dengan pengalaman langsung. Dengan menetapkan tempat tujuan traveling yang memiliki perbedaan seperti budaya dan kebiasaan, akan melatih kemampuan sosial dan adaptasi anak.
"Kalau anak menyadari ada perbedaan di lingkungan di luar lingkungan mereka tinggal, mereka akan belajar sosialisasi dan komunikasi," imbuh Nadya.
Kemampuan komunikasi ini penting dimiliki anak karena anak yang tidak mendapatkan kemampuan ini akan mengalami kendala dalam berteman ketika remaja. Inilah salah satu penyebab adanya bullying, karena anak tidak bisa menempatkan diri secara sosial.
Aktivitas di luar ruangan saat liburan juga bisa menstimulasi perkembangan otak anak. Kegiatan di luar ruangan pun akan meningkatkan konsentrasi mereka.
Angka diagnosis gangguan konsentrasi diperkirakan meningkat dalam 10 tahun terakhir karena terlalu banyak interaksi di dalam ruangan.
Kegiatan di luar ruangan juga bisa membantu mengembangkan kemampuan fisik mereka karena aktivitas luar ruangan membutuhkan daya tahan tubuh lebih tinggi dibandingkan di dalam ruangan. (zho)