Hotel di Pesisir Pantai Banten Belum Punya Standar Mitigasi Bencana
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi korban jiwa dan luka. Termasuk mitigasi bencana di dalam hotel dan resort.
Pesisir Banten, Sabtu 22 Desember 2018, diterjang gelombang tsunami. Namun nahas, diduga banyak hotel dan penginapan yang belum memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) mitigasi bencana, seperti tsunami, gempa bumi hingga letusan gunung berapi.
"Saya belum melihat secara detail ke sana, seharusnya semua hotel bisa mendapat arahan dari BPBD, sosialisasi prosedur evakuasi bencana mengurangi korban," kata Admiral Musa Julius, pegawai di pusat gempa bumi dan tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat, saat ditemui di Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Selasa, 1 Januari 2019.
Hingga kini, status Gunung Anak Krakatau masih Siaga atau Level III. BMKG pun masih mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di jarak 500 meter dari pantai.
Alasan itu lah, BMKG melakukan sosialisasi dan pengertian mitigasi bencana ke Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten, yang hotelnya lebih banyak berada di pesisir pantai.
Terlebih, pada Sabtu 22 Desember 2018, pesisir pantai di kawasan Banten diterjang gelombang tsunami dan menewaskan lebih dari 400 jiwa, ribuan orang luka-luka, serta puluhan ribu orang mengungsi.
"Pertemuan kami dengan PHRI, memberikan sosialisasi mitigasi tsunami. Misalkan, hotel itu bisa menjadi lokasi evakuasi vertikal," terangnya.
Kondisi hotel harus ada titik evakuasi, baik lapangan yang luas dan aman untuk bencana gempa. Bisa juga lemari kamar hotel saling mengait dengan tembok, sampai lampu gantung hotel dibuat sederhana dan ringan, sehingga mengurangi risiko korban jiwa jika jatuh menimpa pegawai ataupun konsumen.
Lalu, ada ruangan di bangunan hotel, yang bisa digunakan sebagai tempat berlindung jika ada gelombang tsunami menerjang pesisir Banten.
"Jadi banyak juga hotel yang belum mempunyai rencana evakuasi seperti titik kumpul, rambu keselamatan, rute evakuasi dan sebagainya," ujarnya. (art)