Tabebuya Pink Merekah, Kota Surabaya Serasa Jepang

Tabebuya merekah di Jalan Mayjen Sungkono Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis pagi, 28 November 2018.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Pekan ini Kota Surabaya, Jawa Timur, tengah jadi sorotan. Di media sosial, warganet ramai-ramai mengobrol tentang pemandangan warna pink karena mekarnya bunga-bunga tabebuya di beberapa titik jalan utama Kota Pahlawan. Karena mirip bunga Sakura, ada yang bilang berada di bawah rindangnya tabebuya serasa di Jepang.

Dewi Soekarno Didenda Rp 3 Miliar Lebih oleh Pengadilan Jepang, Ini Duduk Perkaranya

VIVA mencoba berjalan-jalan pada Kamis pagi, 28 November 2018, di beberapa titik jalan utama Surabaya yang disebut-sebut dipenuhi tumbuhan tabebuya, yakni di Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Raya Darmo, Jalan Gubernur Suryo, sekitar Balai Kota Surabaya di Jalan Walikota Mustajab, dan Jalan A Yani.

Dari semua jalan yang dilintasi, hanya di Jalan Mayjen Sungkono tampak lebih banyak. Lokasinya tak jauh dari kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya. Di sana, pohon-pohon tabebuya tumbuh di atas trotoar, berderet sepanjang kira-kira seratus meter. Sepanjang itu, pemandangan didominasi warna pink.

Gak Perlu Oplas, Begini Cara Dapatkan Wajah Tirus dan Hidung Mancung Secara Alami

Sementara di Jalan Ciliwung, Jalan Raya A Yani, Darmo, Basuki Rahmat, Gubernur Suryo, hingga di sekitar Balai Kota Surabaya di Jalan Walikota Mustajab, tabebuya tak terlihat mendominasi. Ada sih satu-satu pohon tabebuya, itu pun tak banyak dan berpencar-pencar, berbaur dengan pepohonan lain. Jauh dari kesan taburan bunga sakura di Jepang.

Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Aditya Wasita, menjelaskan bahwa bunga tabebuya adalah bunga asal Brasil yang sudah diadaptasikan dengan iklim Indonesia. Bersama jenis bunga lain, Pemerintah Kota Surabaya gencar menanami kota dengan tabebuya sejak tahun 2010.

Kalah Judol Jadi Pemicu Sejumlah WNI di Jepang Lakukan Tindakan Kriminal

"Beli bibitnya dari Malang. Musim berbunganya hingga sampai gugur antara September sampai November. Jenis warna bunganya juga banyak ada warna ungu, putih, pink, merah dan kuning," kata Aditya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Alasan keindahan bukan tujuan utama Pemkot menanam Tabebuya. Tanaman ini merupakan tanaman pelindung yang berfungsi menyerap polusi. Faktor lain dipilihnya Tabebuya untuk menghias kota ialah mudahnya perawatan. "Pohon Tabebuya juga kuat dan akarnya tidak merusak pedestrian," ujar Aditya.

Sacret Rivers Spa  at Four Season Resort Bali, Sayan Ubud

Lebih dari Sekadar Spa: Sacred River Bali Ajak Anda Merasakan Energi Mistis Sungai Ayung

Terinspirasi filosofi Bali kuno, Niskala bermakna energi tak terlihat berfokus pada perawatan berbasis air yang memanfaatkan kekuatan aliran energi alam tak kasat mata

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025