Melihat Cara Kerja Pabrik Susu dan Peternakan Sapi Perah Greenfields
- VIVA/Shalli Syartiqa
VIVA – Bisnis susu di Indonesia semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Beragam pilihan susu dengan mudah didapat untuk melengkapi gizi dan nutrisi tubuh putra putri.
Produsen susu mulai membuat beragam rasa susu serta menu olahan susu yang berkualitas. Pada kesempatan kali ini, VIVA berkesempatan mengunjungi langsung pabrik dan peternakan sapi perah PT Greenfields Indonesia di Malang, Jawa Timur.
Hari pertama kami berkeliling seluruh pabrik susu Greenfields. Tak semua orang bisa mendapat kesempatan langka tersebut. Setip orang yang masuk ke dalam pabrik susu harus masuk melalui ruang sterilisasi, menggunakan baju khusus, dan yang terpenting tangan harus steril, maka itu wajib menggunakan cairan anti bakteriÂ
Seluruh alat yang terdapat di dalam pabrik  pengolahan susu dalam seketika mampu memusnahkan bakteri yang terdapat di dalam susu, hal tersebut dilakukan agar kualitas dan kehigienisan susu tetap terjaga.
Di pabrik Greenfileds kami menyaksikan langsung proses pengemasan susu ke dalam kemasan, dan melihat tempat pembuatan keju Ricotta, Bocconcini, dan Mozzarella yang juga milik perusahaan Greenfields.
"Secara general kita dari pemeliharaan sapi perahnya, dari sapi itu lahir dan dipelihara dan menghasilkan susu, dan susu yang dihasilkan harus langsung didinginkan di farm (peternakan), kemudian dimasukkan dalam tangki dan dikirim ke sini (pabrik)," kata Darmanto Setyawan selaku Head of Dairy Manufacturing Southeast Asia, PT Greenfields Indonesia.
Selanjutnya, setelah sampai di pabrik, pengolahan susu itu per susu mengalami proses pasteurisasi maupun sterilisasi kemudian dikemas menggunakan kemasan.
“Dan itu juga harus melalui proses sterilisasi dan dikemas secara higienis, kemudian masuk kepada warehouse penyimpanan, mengalami proses quality control, mulai dari penerimaan hingga produk jadi. Kemudian kita distribusikan ke seluruh area di Indonesia dan  dari distributor-distributor yang ada bisa disalurkan ke retail-retail untuk disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.
Peternakan sapi perahÂ
Puas berkeliling di dalam pabrik, di hari kedua kami mengunjungi peternakan sapi perah Greenfields (1) di kaki Gunung Kawi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam dari kota Malang untuk sampai di peternakan sapi perah.
Selama diperjalanan, mata dimanjakan langsung dengan keindahan hamparan hijau sawah dan beberapa pemandangan cantik lainnya.  Setibanya di pabrik kami hdiminta untuk melewati jalur yang berisikan air, hal tersebut rupanya berfungsi untuk membersikan sepatu  yang akan melintasi seluruh peternakan.
Sebanyak 8.785 sapi asal Australia (Holstein) dan Inggris (Jersey) yang terdiri dari ibu sapi dan pedet (anak sapi) menjadi penghuni peternakan sapi perah Greenfield.
Seluruh sapi perah di peternakan Greenfields terlihat segar dan berisi, dengan senang hati para sapi tersebut mendatangi lokasi pemerahan tanpa dikawal oleh penjaga.  Hal tersebut terus dilakukan setiap hari, pagi, siang dan malam, selama delapan jam sekali.
Proses pemerahan sapi
Dengan sangat rapi dan teratur, sapi-sapi tersebut mengantre untuk di perah. Tanpa diperintah, seluruh sapi perah masuk dan mengambil posisi untuk diperah.Â
Sebelum melakukan proses pemerahan, ibu sapi mendapatkan sterilisasi ambing (puting). Hal ini dilakukan agar mencegah masuknya bakteri yang mengakibatkan terjadinya infeksi pada ambing sapi.  Sapi yang diperah biasanya sudah berusia 13 bulan ke atas dan yang telah melahirkan anak sapi.Â
Sebelum diperah, sapi distreping (diberi rangsangan) agar mengeluarkan air susu pertamanya. Lalu didrying (dikeringkan), dibersihkan dengan microfiber (lap khusus untuk membersihkan ambing setelah diperah) ambingnya agar tetap bersih, setiap sapi menggunakan satu microfiber.
Seluruh pemerahan sapi dilakukan tanpa menggunakan tangan manusia, dengan alat pemerah (sejenis selang) yang dipasangkan pada empat ambing sapi dan akan terlepas secara otomatis jika susu sapi telah habis. Selanjutnya susu tersebut akan mengalir langsung menuju selang pemrosesan susu sapi.Â
Pemeliharaan sapi perah
Peternakan Greenfields ini dibangun pada 1997 itu sangat memegang komitmen tinggi yang memberikan 'dairy products' terbaik untuk Indonesia. Hal tersebut didukung dengan inovasi, teknologi, dan sistem yang diperlihatkan dari cara mereka merawat sumber awal susu sapi perah.Â
Kami kemudianmenyambangi 'rumah' bagi pedet (anak sapi) yang baru lahir. Seluruh pedet disediakan jerami yang digunakan untuk alas para pedet berbaring.
Saat pedet lahir, tim kesehatan Greenfields langsung memberikan nutrisi berupa Colostrum yang manfaatnya sama seperti Air Susu Ibu (ASI) manusia. Colostrum kaya akan  protein dan imun untuk kekebalan tubuh si pedet.
Puas menjelajah ke kandang pedet, kami pun menginjakkan kaki ke ibu sapi. Peternakan sapi perah Greenfields dikenal dengan kenyamanan dan kebersihan yang terjamin. Suhu 20 derajat serta penambahan puluhan kipas angin raksasa sangat memanjakan ibu sapi perah.Â
Aroma di area peternakan pun sangat diatur, di dalam kandang sapi perah tak tercium bau busuk kotoran sapi dan lainnya.  Dan yang bikin menakjubkan, satu ekor lalat pun tak terlihat di sekitar area kandang peternakan.
"Sapi happy, sapi enggak dikekang, bebas di kandang. Sapi happy kalau bisa duduk dan tidur dengan nyaman. 90 persen tidur itu nyaman. Sapi enggak dikekang. Mau makan silakan, mau tidur silakan, kita sediakan air dan tempat tidur. Yang paling utama, sapi itu tidur di kandang, makan, minum. Kasur yang baik itu yang kering, bisa menyerap panas. Pasirnya itu ada dua jenis, baru (pasir sungai) dan recycling dari menur atau kotoran sapi," kata Fam 1 Manager, Hani Yudayan yang dijumpai di Peternakan Sapi Perah di Malang, Jawa Timur.
Seluruh kandang didesain sangat detail dengan memperhatikan kebersihan dan sirkulasi udara yang sehat. Untuk pakan (makanan) sapi perah itu sendiri pun harus diperhatikan.Â
Peternakan menggunakan tiga komponen pakannya yakni alfalfa, jagung dan konsentrat atau biji-bijian. Dan beberapa pakan diolah dengan menambahkan beberapa protein, vitamin. Seluruh pakan tersebut disimpan dalam gudang penyimpanan khusus yang berukuran besar.
"Alfalfa untuk sapi perah didatangkan langsung dari Amerika Serikat(AS), lantaran rumput jenis ini tidak tumbuh di Indonesia, sementara AS merupakan negara dengan penghasil alfafa terbesar. Selain itu, alfafa juga kaya akan serat dan baik untuk pencernaan sapi, sehingga alfafa menjadi bahan utama pakan sapi. Sedangkan pakan lainnya, menggunakan produk lokal yang dibeli langsung dari petani yang menjadi mitra Greenfields," kata Hani.
Tidak semua sapi mendapatkan pakan dengan ukuran yang sama. "Semua sapi dari kecil dan gede butuh protein, energi dan serat kasar tapi beda komposisinya. Kalau masih kecil proteinnya tinggi, laktasi butuh protein dan energi jadi ada jagung, ada kopra, kacang kedelai, amino plus. Dijadikan satu sesuai kebutuhan. Jadi ketika makan, sapi dapat nutrisinya," jelas Hani.
Dan terakhir yang paling menyita perhatian, seluruh sapi perah Greenfields diwajibkan melakukan perawatan kaki pedicure. Di waktu yang khusus, para tim petugas kesehatan akan memeriksa seluruh sapi perah yang bertujuan untuk pemotongan dan perawatan kuku.Â
Seperti diketahui, sapi berdiri tidak menggunakan telapak kaki seperti manusia dan hewan lainnya, melainkan menggunakan  kuku, yang jika dibiarkan panjang, sapi akan  menjadi pincang dan memerlukan penyembuhan secara intensif.Â