Keren, Pertumbuhan Pariwisata RI Kalahkan Malaysia dan Thailand
- Antara Photo
VIVA – Sektor pariwisata, rupanya cukup sukses dalam hal kontribusi devisa negara. Sebab, sektor pariwisata tercatat menjadi penyumbang devisa terbesar kedua setelah minyak sawit mentah.
Kepala Bidang Pemasaran Area Sumatera Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Alfin Merancia mengatakan, kontribusi pariwisata terhadap keseluruhan cadangan devisa sebesar 11,64 persen.
"Pertumbuhan pariwisata Indonesia melebihi pertumbuhan pariwisata Malaysia, Singapore, Thailand, dan bahkan pertumbuhan regional ASEAN," ujar Alvin, saat membuka seminar Strategi Baru Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba di Ciputra World Hotel, Surabaya, Sabtu 15 September 2018.
Alfin melanjutkan, dalam pembangunan kepariwisataan di Indonesia, ada empat pilar yang diperhatikan, yakni destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan. Keempat pilar tersebut, turut memerhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Diharapkan, pembangunan pariwisata Indonesia dapat mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019.
"Seperti yang kita ketahui bersama target kunjungan di tahun 2018, adalah 17 juta wisman dan 275 juta wisatawan," tambah Alfin.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah sudah mencanangkan berbagai strategi. Salah satunya, strategi marketing dengan pendekatan Destination, Origin, dan Time (DOT).
Alfin mengatakan, strategi pemasaran dengan pendekatan DOT difokuskan pada 10 destinasi yang dianggap sudah memenuhi kriteria, di antaranya adalah Jakarta, Bali, Kepulauan Riau, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang), Bunaken–Wakatobi Raja Ampat, Medan, Lombok, Makassar, Bandung, dan Banyuwangi. (asp)