Cerita Heni Smith Ubah Lahan Angker Jadi Obyek Wisata Instagramable
- Instagram The Lodge Maribaya
VIVA – Lembang, Bandung, Jawa Barat, tak bisa disangkal memang memiliki pemandangan alam indah bak pemandangan di negara-negara Eropa. Itu sebabnya, keindahan yang masih alami ini langsung memikat hati Heni Nurhaeni Smith.
Meski asli Cibodas, tapi Heni sudah cukup lama meninggalkan kampung halamannya dan menetap di Inggris bersama sang suami dan dua putrinya. Hingga akhirnya, dia dan keluarga memutuskan kembali ke Indonesia pada tahun 2015.
Saat itu, Heni dan keluarga memang sengaja memilih tinggal di daerah yang jauh dari kebisingan kota. Selain itu, Heni memang pada dasarnya menyukai alam. Ketika sedang menemani anaknya berkuda, seorang teman memperlihatkannya sebuah kawasan yang masuk ke dalam hutan lindung di Maribaya, Cibodas, Lembang.
"Saya langsung jatuh cinta begitu lihat pemandangan hutan lindung," kata Heni saat berbincang dengan VIVA di 23 Shopping Center, Bandung, belum lama ini.
Tanpa pikir lagi, Heni langsung membeli lahan itu keesokan harinya. Padahal, banyak rumor yang mengatakan bahwa wilayah itu banyak dihuni hantu. Heni tidak peduli, selama niatnya baik, dia yakin hasilnya juga akan baik.
Awalnya Heni hanya ingin menjadikan kawasan itu sebagai tempat tinggal pribadi yang bisa dikunjunginya kala akhir pekan tiba. Dia juga tidak ingin kegiatan liburan anak-anak hanya diisi aktivitas pergi ke mal.
Lima tahun berselang, di saat pohon-pohon yang ditanamnya mulai tumbuh dan Heni mulai membuat tenda-tenda camping, secara tak terduga wilayah pribadinya itu dibanjiri pengunjung. Heni bahkan tak mengetahui sama sekali jika tanah yang dibelinya itu sudah sangat viral di Instagram.
"Keponakan-keponakan saya yang memberi tahu kalau ini terkenal sekali sebagai spot yang instagramable," ujarnya.
Melihat antusiasme pengunjung yang semakin tinggi, Heni akhirnya mengubah rencana untuk menjadikan rumah pribadinya itu sebagai objek wisata. Namun, di balik melesatnya kepopuleran obyek wisata itu, muncul halangan lain.
Karena semakin banyak orang yang datang, Heni juga banyak mendapat protes dari warga sekitar. Hal itu pun sempat membuat Heni ingin menghentikan pembukaan obyek wisatanya. Tapi, atas dorongan suami, dia tetap melanjutkan obyek wisata tersebut dengan banyak melibatkan warga setempat.
Dalam waktu enam bulan, Heni melakukan pembenahan, mulai dari membuat lahan parkir yang lebih luas hingga membuat akses jalan menjadi lebih bagus. Hasilnya, terciptalah destinasi wisata populer yang dikenal saat ini dengan nama The Lodge Maribaya.
"Saat itu pas momen instagramable, kata orang-orang pemandangannya memang luar biasa. Ketika langsung datang ke sana, feel-nya amazing. Di Indonesia kan enggak ada view kayak gitu, orang pikir itu di luar negeri kayak di Swiss," tutur Heni.
Dari sekadar tenda-tenda camping, Heni kemudian menambah atraksi-atraksi lain. Saat melihat hutan pinus yang sangat asri, Heni terpikir untuk membuat permainan yang membuat orang seperti melayang di atasnya.
Popularitas The Lodge Maribaya pun mengalami peningkatan yang signifikan. Sejak awal dibuka untuk umum, Heni mengaku peningkatannya mencapai 50 persen hingga saat ini. Total kunjungan bisa mencapai 2.000 orang saat hari biasa dan 5.000 orang saat akhir pekan.