Upaya Mengembalikan Bengkuang Sebagai Ikon Kota Padang

Acara Rujak Bengkuang Rajut Silaturahmi Warga Padang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Sebanyak 9.000 porsi rujak bengkuang dibagikan secara gratis kepada seluruh jemaah di tiga masjid di kota Padang, Sumatera Barat pada Jumat, 10 Agustus 2018. Ketiga masjid itu, yakni Masjid Raya Sumbar, Masjid Al Azhar, dan Masjid Baiturrahman.

Yayasan yang Didirikan Prabowo Beri Pupuk Gratis ke Petani di Magelang

Aksi bagi-bagi rujak gratis bengkuang ini diinisiasi oleh Komunitas Padang Kota Bengkuang. Aksi dengan mengusung tema Rujak Bengkuang Rajut Silaturahmi Warga Padang merupakan bentuk upaya mengembalikan dan membumikan kembali buah bengkuang sebagai ikon Kota Padang.

Azmal, inisiator Komunitas Padang Kota Bengkuang menyebutkan, saat ini julukan Kota Padang sebagai Kota Bengkuang sudah tinggal selogan semata. Sebab, baik petani maupun produktivitas yang dihasilkan sudah berangsur hilang.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

"Saya ingin mengembalikan maskotnya, karena Padang maskotnya bengkuang. Namun sekarang sudah terabaikan," kata Azmal, Jumat 10 Agustus 2018.

Melalui acara ini, pihaknya berharap akan muncul peraturan daerah khusus untuk memperingati Hari Bengkuang. Karena jika nanti ada regulasi, maka setiap peringatan yang diusulkan digelar pada 10 Agustus, akan disiapkan banyak buah bengkuang. Dan ini bakal menjadi motivasi bagi para petani untuk kembali meningkatkan produktivitas hasil pertanian bengkuang.

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

“Hingga saat ini, meski Padang dijuluki Kota Bengkuang, namun tidak pernah ada peringatan Hari Bengkuang. Kita harapkan ada perda nantinya,” ujarnya.

Di dalam perda itu, selain diusulkan adanya Hari Bengkuang juga dicantumkan adanya keperpihakan kepada petani bengkuang. Keperpihakan yang dimaksud, seperti adanya bantuan bibit, pupuk, hingga pemasaran.

"Minimnya produktivitas bengkuang saat ini karena banyak petani yang beralih ke tanaman lain akibat berbagi faktor, seperti susuhnnya mencari bibit, pupuk, serta pemasaran bingkuang. Nah jika ada perda nantinya bakal memberikan kemudahan bagi para petani,” kata Azmal.

Sementara itu, Mazhar Putra, ketua panitia acara menyebutkan, kini ada sekitar 24 varian kuliner yang berbahan dasar bengkuang. Ke-24 varian itu, di antaranya rujak, dodol, dan kue.

Ke depan, pihaknya bakal mempromosikan lebih banyak kuliner berbahan dasar bengkuang. Bahkan ditargetkan bisa dijadikan oleh-oleh khas Kota Padang.

“Saat ini kita masih memberdayakan petani. Jika jumlah produktivitas tinggi, maka tentu saja kuliner berbahan dasar bengkuang ini dapat di produksi dalam jumlah banyak, dan bisa menjadi oleh-oleh khas kota Padang," tuturnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya