Serunya Menyelam di Gili Ketapang Probolinggo
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Gili Ketapang mulai dikenal karena wisata menyelam atau snorkelingnya. Air laut di pulau mungil yang secara administratif berada di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu memang bersih. Hamparan terumbu karang terlihat jelas bila mengelilingi pulau seluas 68 hektare itu dengan perahu.Â
Gili Ketapang berada di lepas pantai sebelah utara Probolinggo. Menuju pulau berpenduduk kurang lebih 7.600 jiwa itu, Anda bisa menumpangi perahu mesin seukuran bus mini dari Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo. Perahu terbuat dari kayu itu berkapasitas maksimal 35 orang.Â
Tarif menyeberang Tanjung Tembaga-Gili Ketapang Rp10 ribu per orang. Bagi yang ingin bersnorkeling bisa memilih harga paket, yakni Rp90 ribu per orang. Harga paket ini sudah termasuk ongkos menyeberang pulang-pergi, pemandu snorkeling dan makan siang.Â
Saat VIVA bersama rombongan berkunjung ke sana pada Rabu, 25 Juli 2018, laut begitu tenang. Cuaca cerah. Perahu bergerak tanpa goncangan berarti. Maklum, saat berangkat hari masih pagi.Â
"Air pasang dan ombak agak besar biasanya saat sore," kata Muhammad, pengelola MHD Snorkeling Gili Ketapang.
Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Tembaga sekira pukul 10.00 WIB, kami sampai di Pulau Gili Ketapang setengah jam kemudian. Perahu merapat di ujung barat pulau. Hamparan pasir putih seluas dua kali lapangan sepakbola menyambut. Di area lapang itu, beberapa sawung kecil dan spot swafoto menarik wisatawan.Â
Tujuan kami bukan lama-lama bersantai di atas pasir. Tapi menyelam. Kami lalu diarahkan ke area beristirahat untuk ganti baju dengan peralatan snorkeling. Berlatih sebentar bernapas dengan peralatan selang di pinggir, kami kemudian naik ke atas perahu menuju hamparan terumbu karang yang tak begitu jauh dari garis pantai.Â
Air laut di sekeliling Gili Ketapang memang masih terbilang bersih. Dari daratan, bias warna pasir, dan karang mencipta tiga warna berbeda. Putih, hijau lalu biru kelam. Dari atas perahu, batu-batu karang begitu jelas terlihat. Ada sih satu-dua sampah plastik mengapung di antara kami, dan itu mungkin perlu diatasi dini oleh pihak terkait.Â
Titik kami menyelam sekira 200 meter dari garis pantai. Kami menikmati pemandangan bahwa laut dangkal sekira dua jam. Selain dari permukaan, sesekali kami menyelam dibantu pemandu warga setempat. Warga juga membuat titik-titik swafoto dalam air dengan memasang balok segi empat bertulisan Gili Ketapang. Di titik itu bergiliran kami berfoto.Â
Sekira pukul 13.00, kami naik ke daratan lalu menyantap makan siang dengan menu ikan bakar. Kami cepat-cepat berkemas. Pukul 15.00 waktu maksimum untuk kembali menyeberang menuju Pelabuhan Probolinggo. "Laut mulai pasang," kata Muhammad.Â
Kami agak telat satu jam. Benar kata Muhammad, menjelang sore gelombang laut mulai tinggi. Ombak setinggi 30 sentimeter hingga satu meter bergulung-gulung, membuat perahu yang kami tumpangi terguncang-guncang. Beruntung, ada bonus pemandangan alam yang indah terhampar di ufuk barat. Matahari pelan-pelan turun, melukiskan senja yang sedap dipandang.