Torch Relay Asian Games Ikut Promosikan Indahnya Kawah Ijen pada Dunia

Kawah di puncak Gunung Ijen.
Sumber :
  • BNPB

VIVA – Obor Asian Games telah sampai di Kawah Ijen, Banyuwangi, Sabtu malam 21 Juli 2018. Banyuwangi menjadi salah satu kabupaten dari 53 kota/kabupaten di 18 provinsi yang dikunjungin kirab obor (torch relay) Asian Games 2018.

Momen Epik Ketika Pemilik BCA Jadi Nasabah BRI

Dalam kirab obor (torch relay), mantan atlet petinju nasional pemegang medali emas di Asian Games 1990 di China, Pino Bahari, berhasil membawa obor Asian Games 2018, yang berasal dari India, ke puncak Ijen.

"Suatu kebanggaan tersendiri dipercaya membawa obor Asian Games. Ini mengingatkan saya pada perjuangan saya meraih emas Asian Games 1990 di Tiongkok,” kata Pino seperti yang dikutip VIVA dari siaran pers yang diterima, Senin 23 Juli 2018.

Turis China Tewas Usai Jatuh ke Jurang Ijen, Menpar Ingatkan Pengunjung Untuk Patuhi Aturan

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, torch relay Asian Games menjadi promosi terbaik daerah untuk mengenalkan pariwisata dan potensi lainnya.

Obor Asian Games

Fakta-fakta WNA China Tewas Terjatuh di Kawah Ijen, Rok Tersangkut Pohon saat Foto

“Kota/kabupaten yang dilalui torch relay ini sangat beruntung. Sebab, banyak aspek yang ada di daerah itu akan ikut terangkat. Pergerakan obor Asian Games ini selalu diikuti oleh media. Jadi, momen ini harus dioptimalkan dengan baik,” ujar Menpar Arief Yahya.

Banyuwangi, yang sudah sukses mendatangkan 1,5 juta wisatawan nusantara dan 30 ribu wisatawan mancanegara per tahun, menjadi kabupaten yang didatangi torch relay Asian Games setelah Yogyakarta, Solo, Blitar, Probolinggo, Malang, Situbondo dan Bondowoso.

Menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kehadiran Torch Relay ini adalah momentum tepat untuk mempromosikan pariwisata.

"Torch Relay memiliki fungsi strategis. Agenda ini merupakan momen terbaik untuk mempromosikan potensi Banyuwangi, terutama pariwisata. Kami menyiapkan beragam atraksi seni sebagai bentuk kebanggaan daerah dalam menyambut perhelatan olahraga akbar se-Asia ini,” ujar Anas.

Bupati Anas mengatakan dipilihnya Gunung Ijen sebagai perlintasan obor Asian Games karena memiliki fenomena blue fire yang fenomenal di dunia.

"Api biru Gunung Ijen adalah destinasi dan fenomena terbaik di dunia. Karena langka maka kami pilih sebagai salah satu perlintasan Torch Relay ini," kata dia.

Setelah menyandingkan api obor Asian Games dengan blue fire, pawai obor diawali dari Paltuding, Ijen Banyuwangi. Kemudian dibawa menuju garis start di Stadion Diponegoro yang dilakukan secara estafet oleh 10 orang pelari yang terdiri atas atlet dan warga Banyuwangi berprestasi tingkat nasional hingga Asia kemudian finish di Pendopo. Saat di garis finish, Bupati Anas langsung menyambut obor yang dibawa Maskur, atlet sepeda Banyuwangi Road Cycle Community. Obor lalu diserahterimakan ke Ahmad Zulkarnaen, difabel yang berprofesi sebagai fotografer.

Di pendopo, beragam atraksi seni digelar. Mulai dari Tari Gandrung, Barong, Kuntulan, hingga Banyuwangi Ethno Carnival.

Sebelumnya Obor diarak keliling kota Banyuwangi dengan titik terakhir Pendopo Sabha Swagata Blambangan, bangunan bersejarah yang berdiri sejak lebih dari dua abad silam. Di pendopo yang terdapat Sumur Sri Tanjung yang merupakan sumber legenda nama Banyuwangi itu telah disediakan boks penyimpanan api untuk menyimpan api Asian Games selama satu malam sebelum torch relay obor Asian Games akan menyeberang ke Bali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya