Museum Louvre Bikin Tur Seni Beyonce dan Jay-Z
- REUTERS/Regis Duvignau
VIVA – Museum Louvre, Paris telah membuat tur seni berdasarkan sebuah video musik terbaru Jay-Z dan Beyonce berjudul "Apeshit" yang rilis dua minggu lalu.
Video klip lagu ini diketahui menampilkan sejumlah mahakarya seni di museum tersebut sebagai latar belakang musik video itu.
Dikutip dari laman Asiaone, tur yang ditawarkan museum tersebut akan mengajak para wisatawan melalui 17 lukisan dan patung yang ditampilkan dalam video klip berdurasi enam menit. Mulai dari marmer Yunani putih monumental "Nike of Samothrace" hingga lukisan Portrait of a Negress karya Marie Benoist.
Pemilihan karya seni pasangan musisi tersebut dalam video klipnya diyakini bermakna pemberdayaan dan pemujaan ras kulit hitam dalam sebuah institusi yang dibangun atas perbudakan dan imperialisme.Â
Sedangkan "Portrait of a Negress" yang dilukis pada tahun 1800, atau enam tahun, setelah revolusi Prancis telah menghapus perbudakan di daerah koloni Karibia hanya untuk Napoleon kembali menerapkannya kembali dua tahun kemudian.
Tapi gambar yang paling mencolok dalam video itu adalah Beyonce di tengah-tengah garis penari hitam di depan "Penobatan Raja Napoleon I dan Penobatan Permaisuri Josephine"
Tur 90 menit yang dipandu sendiri untuk saat ini hanya tersedia dalam bahasa Prancis. Panduan ini menjelaskan secara detail setiap karya seni dalam video.Â
Profesor James Smalls, dari Universitas Maryland, menggambarkan video klip yang disutradarai oleh Ricky Saiz itu sebagai sesuatu brilian.
Dia mengatakan, bahwa video klip itu menafsirkan kembali, mengekploitasi, dan memanfaatkan lukisan dan patung sebagai cara untuk memetakan dan merayakan keberhasilan Beyonce dan Jay-Z, dalam mengaitkan seni dengan ras kulit hitam dan sejarah kolonialisme.
Museum Louvre tidak menyebutkan berapa besaran biaya yang dikeluarkan oleh pasangan ini untuk syuting video di depan lukisan "Mona Lisa", "Venus de Milo" dan "The Raft of the Medusa", di mana Jay-Z berpose melihat ke arah pahlawan hitam berotot di puncak kanvas.
Direktur Louvre Jean-Luc Martinez mengatakan bahwa dia ingin membuat koleksi museum itu "lebih mudah dibaca" dan lebih luas untuk publik dunia.