Gunung Agung Erupsi Lagi, Menpar Tegaskan Bali Masih Kondusif

Semburan Lava Pijar di Gunung Agung, Bali
Sumber :
  • REUTERS/Andre Ardiansyah

VIVA – Pasca erupsi Gunung Agung yang terjadi Senin malam, 2 Juli 2018 kemarin, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya memastikan kondisi Bali masih kondusif  dikunjungi. Ia juga menegaskan bahwa wisatawan yang ingin berlibur ke Bali dalam waktu dekat tidak perlu merasa khawatir.

“Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality, dan sampai sekarang suasananya kondusif. Silakan ke Bali! Suasana Bali oke, teman-teman netizen juga silakan mem-posting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Uluwatu, Nusa Penida, Tanah Lot dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik,” kata Arief seperti dikutip dari keterangan resminya yang diterima VIVA, Selasa, 3 Juli 2018.

Aktivitas Gunung Agung Bali memang tengah menunjukkan peningkatan, hari ini, Selasa, 3 Juli 2018 pukul 09:28 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak (± 5.142 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 3 menit 38 detik. Status Gunung Agung sendiri saat ini masih di Level III (Siaga).

Suasana seperti ini, dinilai Arief adalah sesuatu yang biasa dan pernah terjadi. Erupsi pertama, 27 September 2017 lalu juga sempat menghebohkan, tetapi suasana di Bali sendiri kondusif dan nyaman-nyaman saja.

“Situasi on-off seperti ini memang kadang menyulitkan. Tetapi ya beginilah nature dan culture-nya Gunung Agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi erupsi,” ucapnya.

Ia lantas mengatakan, yang saat ini bisa dilakukan adalah antisipasi yang sudah disiapkan industri dan pemerintah.

“Semoga tetap asyik, nyaman dan keren," kata dia.

18.000 Orang Kunjungi Bali dalam Sehari Saat Libur Lebaran, Okupansi Hotel Meningkat 2 Kali Lipat

Namun, Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius 4 kilometer dari puncak kawah.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada. Meski begitu, lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Uluwatu dan sebagainya.

7 Aksi Bule yang Bikin Rusuh di Bali, Mengamuk hingga Panjat Pohon Keramat

Informasi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung Bali dipantau oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung dan bisa dilihat di magma.vsi.esdm.go.id.

Sejatinya yang paling terganggu adalah aktivitas penerbangan, karena sebaran debu vulkanik itu naik ke udara dan berpotensi mengganggu pesawat. Kalau di darat maupun di laut, tidak banyak terpengaruh.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

“Karena itu suasananya kondusif,” katanya menambahkan.

Lereng Gunung Agung di Besakih Bali terbakar pada Minggu, 13 Oktober 2024

Lereng Gunung Agung Terbakar, BPBD Bali: Asap Tipis Masih Terlihat

Aktivitas pendakian ke Gunung Agung telah ditutup sejak 1 Oktober 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 Oktober 2024