Wisata Religi di Kompleks Olahraga Palembang
- VIVA.co.id/WSAdam Maulana
VIVA –  Kompleks Jakabaring Sport City atau JSC tidak hanya mempersiapkan diri dengan berbenah menyelesaikan setiap venue sebagai sarana utama dalam perhelatan Asian Games 2018. Kesiapan lain yang juga kian gencar diselesaikan ialah turut membangun rumah ibadah untuk seluruh umat beragama yang diakui di Tanah air.
Sebelumnya, rumah ibadah yang dibangun hanya untuk lima agama Islam (Masjid), Kristen Katolik (Gereja), Kristen Protestan (Gereja), Hindu (Pura) dan Budha (Vihara). Selain itu juga dibangun tempat ibadah untuk penganut kepercayaan Konghucu.
"Pembangunan non venue ini murni ide dari Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin agar dibangun berdampingan. Sehingga memudahkan atlet dan official beribadah. Apalagi jarak lokasi sangat dekat dengan wisma atlet," ungkap Pejabat Pembuat Komitmen Eki Arsitra Rizky, Sabtu 16 Juni 2018.
Menurut Eki, pembangunan keenam rumah ibadah itu menjadi salah satu persyaratan dan kelengkapan non venue kompetisi. Kemudian dengan letak bangunan yang terlihat sangat jelas dengan simbol setiap agama, membuat bangunan ini menjadi poin penting.
"Secara fisik, pembangunan yang terletak pada area kompleks JSC itu sudah bisa dikenali tiap penganut agama. Bangunan dipastikan bisa digunakan sebelum pembukaan Asian Games pada 18 Agustus nanti. Sejauh ini pembangunan sudah di angka 80 persen," kata Eki.
Dengan bangunan yang berdampingan, rumah ibadah dari enam agama ini juga dianggap sebagai simbol pemersatu bangsa. Itu menjadi bukti lanjutan bagi posisi Sumatera Selatan yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah bebas konflik, bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan.
"Beberapa ketua dari persatuan agama menyambut baik bangunan rumah ibadah ini. Ada beberapa waktu lalu, dari PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) merespon positif kehadiran pembangunan Pura yang berdampingan dengan rumah ibadah umat Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Konghucu," ujarnya.
Untuk spesialis bangunan Pura, kata Eki, tidak dibuat sembarangan. Pura yang dibangun pada titik utamanya, menggunakan sistem knock down yang didatangkan langsung dari Bali. Sedangkan untuk bangunan penunjang dikerjakan tukang perantau asal Bali di Palembang.
"Pokoknya kita selalu menargetkan semua yang ada di sini setiap venue atau non venue selesai sebelum Asian Games berlangsung," ujarnya. (ren)