Keseruan Membuat dan Terbangkan Layangan di Tanjung Lesung

Peluncuran Rhino Cross Triathlon 2018 di Tanjung Lesung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Isra Berlian

VIVA – Seiring majunya teknologi informasi membuat beberapa permainan tradisional mulai tergeser, salah satunya adalah layang-layang. Tidak heran jika saat ini sangat sulit bagi kita untuk menemukan layang-layang tersebut. 

Menguak Fakta: Benarkah AI Akan Membuat Kita Semua Menganggur?

Padahal bermain layang-layang di tengah lapang kosong bersama dengan teman sebaya bisa membuat perasaan dan pikiran mereka lebih sedikit fresh. Sabtu dan Minggu ini VIVA mendapat kesempatan untuk mengikuti rangakaian acara Rhino Kite Festival 2018 yang digelar di Tanjung Lesung, Jawa Barat. 

Rhino Kite Festival 2018 sendiri merupakan bagian dari rangkaian Rhino Triathlon 2018 yang akan diselenggarakan pada 29 hingga 30 September mendatang. Tepat Sabtu siang kemarin setidaknya ada beberapa pelayang yang menerbangkan layang-layang buatan mereka. 

Pekerjaan yang Akan Digantikan oleh AI? Berikut Pekerjaan nya

Mulai dari karakter paus, power ranger, es krim, babi, kuda laut hingga sepeda. Beberapa karakter layang-layang itu pun terbang di atas langit biru pantai Tanjung Lesung dan menarik perhatian pengunjung di pantai itu.

Tidak hanya menikmati layang-layang saja, pengunjung dan awak media pun diberikan workshop melukis layang-layang mini bergambarkan Rhino (badak bercula satu) yang merupakan maskot dari daerah Banten

Mengapa Generative AI Dapat Mengubah Pelayanan Publik Lebih Cepat dari yang Kita Duga?

Kegiatan itu pun cukup menarik bukan hanya bagi awak media tetapi juga pengunjung anak-anak karena harus berimajinasi memainkan warna karena hampir dari peserta workshop belum banyak yang tau warna dari badak bercula satu. Sehingga banyak dari kita memainkan warna-warna lucu seperti pink, merah hingga kuning. 

"Ini badak atau apaan sih warnanya gemes banget warna pink," ujar salah satu pengunjung kepada temannya saat sesi pewarnaan. 

Layang-layang yang telah diwarnai pun bisa langsung diberi tali dan kiwir (penyeimbang) di sisi bagian kanan kiri dan bawah layang-layang tersebut untuk kemudian bisa diterbangkan. 

Dalam rangkaian acara ini, ternyata pihak PT Banten West Java (BWJ) Tourism Devolepment menyiapkan sebuah layang-layang sebesar 2x2 meter berbahan kain parasit dengan bagian depan dihias dengan Rhino. 

Gambar layang-layang ini sendiri dikerjakan langsung oleh seniman yang berdomisi di Banten bernama Tato Kastareja. 

"Saya diminta melukis sesuai tema yaitu badak. Saya menggunakan cat akrilik jenis transparan dengan teknik impress (goresan kasar) di atas kain parasit (bahan layang-layang Jepang untuk diadu) dari museum layang-layang," kata dia kepada VIVA saat ditemui di Pantai Tanjung Lesung, Minggu 13 Mei 2018. 

Tato membutuhkan waktu kurang lebih 14 jam untuk melukis Rhino si badak bercula satu tersebut.  "Sabtu kemarin saya mengerjakannya setengah hari ditambah hari ini dari jam 10 sampai jam 12," kata dia.  

Layang-layang besar itu pun diterbangkan pada Minggu siang sekitar pukul 13.30 WIB bersamaan dengan 100 layang-layang dari 24 peserta festival dari enam negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Belgia, Jerman dan Belanda. 

Ilustrasi inovasi.

Teknologi Ini Mengandung Karbon Aktif untuk Melindungi Rumah

Spotless Plus Series dilengkapi dengan AirGuard Technology yang mengandung karbon aktif untuk menyerap formaldehida dari udara dan mengubahnya menjadi uap air.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024