Kualitas dan Popularitas Layang-layang RI Diakui Dunia

Layang-Layang Daun Indonesia Pecahkan Rekor Dunia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Layang-layang menjadi salah satu permainan tradisional Indonesia yang populer di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Hanya bermodalkan bambu tipis, kertas, dan seutas tali, permainan ini pun begitu seru untuk dinikmati ketika usai sekolah.

5 Kegiatan Seru Isi Libur Sekolah di Tanjung Lesung: Snorkeling hingga Joy Flight

Jika dilihat, setiap daerah di Indonesia hampir semuanya memainkan permainan ini. Salah satu founder museum layang-layang, Endang Hernawati menyebut layang-layang yang ada di Indonesia memiliki bentuk yang sama.

"Bentuk yang sama atasnya x trip, tetapi desainnya itu tiap daerah berbeda, jika di Sumatera ke arah Melayu, Jawa desainnya ada wayang di dalamnya," kata dia kepada VIVA saat berbincang santai di Tanjung Lesung.

Festival Berujung Trauma, Balita Terbang Nyangkut di Benang Layangan

Dalam bincang-bincang itu, dia menyebut, produk layang-layang buatan Indonesia menarik banyak perhatian negara lain.

"Sudah 30 tahun saya berkutat dengan layang-layang dan pergi ke berbagai negara. Kita pantas bangga dengan produk layang-layang yang kita punya, sehingga dikenal di dunia," kata dia.

Tiga Bulan Pasca Tsunami, Pantai Tanjung Lesung Dinyatakan Aman

Museum Layang-Layang Indonesia.

Dia menyebut bahkan layang-layang produksi Indonesia diekspor hingga ke benua Eropa. Selain itu, beberapa layang-layang asal Indonesia sering diikutsertakan dalam berbagai ajang perlombaan tingkat internasional, salah satunya adalah festival layang-layang di Prancis, Paris dan berhasil merebut juara pertama.

"Setiap dua tahun sekali di Prancis ada festival layang-layang dan bangganya kita selalu menang dan ini selalu dari Bali. Alasannya mereka suka layang-layang kita yang seninya bagus sekali," kata dia.

Kualitas layang-layang asal Indonesia pun diakui warga asing, salah satunya adalah Michael salah satu pelayang asal Jerman yang ikut meramaikan ajang Rhino Kite Festival 2018 di Tanjung Lesung, Banten.

"Di negara saya banyak yang bilang bahwa layang-layang itu dibawa dari China, tapi saya tidak setuju. Karena kalau dilihat dari desain layangan Indonesia dan Malaysia punya spredler yang fleksibel dan Eropa tidak ada. Dan orang Eropa sama sekali enggak sadar," kata dia.

Dia pun mengutarakan budaya bermain layang-layang di negaranya pun cukup populer meski masih sebatas orang dewasa yang memainkannya.

"Awalnya sport kite pakai tali satu, tapi permainan ini cenderung dilakukan oleh orang dewasa," terang dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya