Cara Jitu Genjot Wisatawan Lewat Wisata Halal
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA – Ajang Temu Bisnis Wisata Halal untuk ketiga kalinya kembali digelar. Event tahunan yang digagas oleh Halal Travel Konsorsium (HTK) dan Asosiasi Travel Wisata Halal Indonesia (ATHIN ) akan diselenggarakan pada Sabtu 2 Juni 2018 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta.
Acara ini bakal dihadiri 1.000 pelaku bisnis wisata halal Indonesia dan 20 pebisnis wisata halal dari negara Jepang, Korea, New Zealand, Turki, Mesir, China, Maroko, Rusia, Uzbekistan, dan negara Eropa lainnya. Ajang ini adalah Business to Business (B2B) Wisata Halal terbesar di Indonesia.
Acara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Indonesia Riyanto Sofyan dan bupati/walikota dari berbagai daerah.
Menurut Ananto Pratikno, Ketua DPW ATHIN Jakarta, silaturahmi ini merupakan wadah para pelaku usaha wisata halal untuk bekerja sama melakukan berbagai kegiatan positif. Tujuannya membantu Indonesia bisa masuk ke peringkat satu Global Muslim Travel Index pada 2019.
“Event pertama pada dua tahun lalu yang hadir 300 peserta dan tahun lalu yang hadir naik jadi 500 agen. Tahun ini, semakin ramai yang daftar, jumlahnya mencapai 1.000 pengusaha. Vendor internasional juga mengalami peningkatan. Jika tahun lalu ada 10, sekarang naik menjadi 20 negara,” ujar Ananto dalam sesi media gathering persiapan Temu Bisnis Wisata Halal ke-3 di Gedung Twink Jakarta.
Sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, Indonesia jadi pilihan liburan bagi traveler dunia. “Selain sebagai negara muslim yang besar, masyarakat Indonesia juga dikenal ramah kepada turis asing. Namun untuk wisata muslim, Bali dan Lombok masih tetap menjadi destinasi utama,” ujar Ananto.
Tantangannya, turis asing yang datang ke Indonesia tidak seluruhnya ingin berwisata halal. Mereka memilih datang ke 10 Bali Baru dan terbagi dalam beberapa kelompok wisatawan.
“Turis muslim luar negeri ada yang wisata belanja, wisata alam dan pantai. Untuk wisata belanja, turis Malaysia dan Singapura lebih suka suasana Bandung. Sementara turis muslim middle east memilih destinasi yang tak ada di negara mereka, yaitu tempat sejuk dan hijau seperti Lembang, puncak, dan destinasi pegunungan lain,” tambah Ananto.
Untuk wisata pantai, Bali tetap menjadi primadona. Terbukti dari ramainya kunjungan wisatawan asing ke Bali setiap tahunnya, begitu juga dengan wisatawan muslim.
“Mereka yang dari China, Jepang, Thailand, Taiwan, Korea suka dengan wisata alam di Indonesia, dan destinasi pilihannya adalah Bali,” ucapnya.