Muara Bengawan Solo, Destinasi Wisata yang Masih Tersembunyi
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Bengawan Solo siapa yang tidak tahu. Sungai yang mengular dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur itu sangat melegenda. Tapi sedikit yang mengetahui di mana dan bagaimana rupa alam di titik muaranya.
Dari Wonogiri, Jawa Tengah, aliran Sungai Bengawan Solo berujung di Pantai Utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tepatnya di Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujung Pangkah. Sejak dahulu, Muara Bengawan Solo jadi pintu masuk nelayan desa setempat melaut. Tata niaga hasil laut juga berlangsung di sini.
Belakangan, Pemerintah Desa Pangkah Wetan berinisiatif mengembangkan muara sungai terpanjang di Pulau Jawa itu agar memiliki nilai lebih secara ekonomi, bukan hanya lalu lintas perahu nelayan saja. Inisiatif itu disambut PGN-SAKA, perusahaan pelat merah yang mengelola tata niaga gas di daerah setempat. Disokong bantuan SAKA, wisata mangrove atau hutan bakau muara Bengawan Solo atau MBS pun tercipta.
Wisata ini menyuguhkan dua pesona alam kepada pengunjung. Yakni wisata menyusuri muara dan jogging track di tengah rimbunan mangrove di ujung pertemuan aliran sungai dan laut. Titik-titik berfoto ria yang alamiah tersaji di sepanjang susur muara, maupun lokasi jogging track.
VIVA berkesempatan mengunjungi MBS pada Selasa, 8 Mei 2018. Titik wisata dimulai dari dermaga mini yang berada di tepi sungai Desa Pangkah Wetan.
Dari sana, pengunjung diantar perahu mesin menuju jogging track. Jarak dari dermaga ke ujung muara sepanjang 5 kilometer lebih.
Biaya untuk mengikuti wisata mangrove ini hanya Rp15 ribu untuk dewasa, dan Rp10 ribu untuk anak-anak. Harga itu sudah termasuk tiket masuk.
Sepanjang perjalanan, kanan-kiri tepi sungai terpagari pohon-pohon bakau. Ke mana arah memandang, yang tampak rimbun dedaunan. Beberapa burung khas pantai terlihat 'cangkruk' di atas dahan. Perahu nelayan berlalu-lalang. Sesekali terlihat pondok bambu usang tempat nelayan beristirahat, atau tempat bernaung pekerja tambak.
Lokasi jongging track berada di sisi kiri pintu keluar aliaran sungai. Gapura kayu bercat hijau dengan tulisan 'Selamat Datang Muara Bengawan Solo. Di situ pula ada warung perahu yang menjual penganan olahan hasil laut.
Turun dari perahu, pengunjung bisa menapaki jogging track tengah hutan bakau sepanjang 500-an meter. Ada gazebo dan beberapa tempat bersantai bisa dijadikan spot berswafoto ria.
Masih bayi
Secara umum, wisata MBS murni mengandalkan alam. Fasilitas yang ada hanya perahu dan jogging track. Maklum, MBS masih bayi, baru dibuka sejak lima bulan lalu. Wisata ini juga belum begitu populer, bisa dibilang tersembunyi.
Kendati begitu, pengunjung MBS juga tak sedikit, terutama ketika hari libur. "Lima bulan berjalan, 4.000-an orang berkunjung ke sini. Kalau dirata-ratakan 300-400 pengunjung per hari. Pengunjung ada dari Surabaya, Bojonegoro, juga dari Madura," kata Kepala Desa Pangkah Wetan, Saifullah Mahdi.
Dia menjelaskan, MBS dibangun dengan anggaran total Rp150 juta, berbagi anggaran dari desa dan PGN-SAKA. Saifullah bertekad akan mengembangkan wisata di desanya. Ke depan, fasilitas jogging track akan ditambah, tempat peristirahatan dengan beragam fasilitas permainan dan kuliner akan dibuat di tengah susur muara sungai.
"Nama Muara Bengawan Solo dipakai karena mendompleng legenda Bengawan Solo. Semua tahu sungai ini dan sejarahnya. Bengawan Solo yang mengalir dari Wonogiri ujungnya di sini. Banyak yang tidak tahu dan kami bertekad mengenalkannya kepada masyarakat," kata Saifullah.