5 Hal yang Bikin Melbourne 'Lebih Keren' dari Sydney

Pemandangan Kota Melbourne Australia
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – Bicara soal liburan ke Australia, Sydney pasti lebih dikenal. Itu karena foto Gedung Opera Sydney yang berbentuk cangkang nan cantik sudah menjadi ikon turisme Australia di setiap acara pameran pariwisata.

Untuk urusan foto ikon wisata, Melbourne memang sulit bersaing. Namun, bukan berarti Melbourne selalu “dinomorduakan” walaupun berstatus sebagai kota kedua terbesar di Australia.

Ada beberapa hal yang membuat Melbourne “lebih keren” ketimbang Sydney. Berdasarkan penuturan dari warga Melbourne, setidaknya ada lima faktor yang membuat kota mereka itu lebih unggul, seperti yang dituturkan kepada VIVA saat berkunjung ke sana atas undangan Tourisme Australia dan Garuda Indonesia

1. Kota Paling Layak Huni di Dunia

Ini yang selalu dibangga-banggakan warga Kota Melbourne. “Tujuh tahun berturut-turut kota kami ini dinobatkan sebagai tempat yang paling layak huni di dunia,” kata Martin Passerieu, pria asal Argentina yang sudah delapan tahun betah tinggal di Melbourne.

Gelar the Most Liveable City in the World ini setiap tahun disematkan oleh lembaga survei milik majalah berita ternama The Economist. Sejak 2011 hingga 2017 lalu Melbourne berada di posisi pertama, sedangkan Sydney dalam dua tahun terakhir bertengger di posisi ke-11.

2. Trem Gratis

Melbourne memiliki jaringan trem terbesar di dunia. Bisa dikatakan moda transportasi ini menjadi ikon bagi Melbourne sebagai kota yang produktif dan berbudaya. Apalagi trem juga warisan

Tempat Cuci Mobil Ini Digerebek oleh Warga Lantaran Diduga Jadi Arena Judi

Melbourne mengoperasikan 500 unit trem setiap hari. Bahkan ada rute trem gratis di pusat kota alias tidak dikenakan biaya dan ini menjadi kendaraan favorit bagi para turis untuk jalan-jalan hemat di Kota Melbourne.

Sydney bukannya tidak ada trem. Dulu mengoperasikan banyak trem hingga pertengahan abad ke-20 saat banyak layanan trem dihapus karena jalurnya untuk jalan mobil. Beberapa tahun terakhir baru lah Sydney membuka kembali jalur-jalur trem untuk mengejar ketertinggalannya dari Melbourne.  

Genangan Air Makin Meninggi Imbas Banjir Rob di RW 22 Muara Angke Jakarta Utara

3. Ibu Kota Ngopi

Julukan ini terkesan lucu, mengingat Melbourne tidak memiliki perkebunan kopi. Namun, sudah sejak lama Melbourne bergelar Coffee Capital of the World, karena memiliki banyak kafe dengan menawarkan kopi dari beragam varietas di penjuru dunia.

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

Di tengah Kota Melbourne terdapat sejumlah kawasan dengan deretan kafe. Beberapa yang favorit adalah di Hardware Lane dan DeGraves Street.

Salah satu kafe yang layak dikunjungi adalah Aunty Peg’s di kawasan Fitzroy. Kafe ini tidak sekadar jadi tempat minum dan nongkrong, namun juga memiliki mesin-mesin pengolahan biji kopi yang didatangkan langsung dari Afrika.

4. Kota Multibudaya

Tidak salah bila ada turis dari Indonesia yang bilang bahwa Sydney adalah kota yang gemerlap dan mewah, sedangkan Melbourne adalah kota yang berbudaya. Di kota ini lah tersimpan karakter Australia yang sesungguhnya , yaitu tempat yang ramah, terbuka bagi siapa saja, kaya akan aneka budaya, serta tempat yang asyik untuk berjalan-jalan santai sambil menikmati jelajah kuliner.

Melbourne pun memiliki banyak museum, baik yang bertemakan sejarah maupun seni kontemporer. Bahkan ada satu kawasan yang dikenal sebagai tempat seni kontemporer jalanan, yaitu Hosier Lane. Di kanan kiri tembok sepanjang gang itu diramaikan oleh berbagai mural dengan corak yang menarik dan sangat oke untuk berfoto ataupun selfie.

5. Kota Kuliner

Melbourne pun rutin menyelenggarakan ajang kuliner setiap tahun bertema Food and Wine Festival. Acara utamanya adalah Pesta Makan Siang, yang diklaim sebagai yang terpanjang di dunia. Sesuatu yang tidak dimiliki Sydney.

Keistimewaan Makan Siang Massal ini juga terletak pada menunya, yang selalu beragam tiap tahun. "Keragaman menu ini lah yang menggambarkan karakter Kota Melbourne, yang multikultural dari beragam bangsa dan budaya," kata David Smith, warga lokal hampir setiap tahun ikut serta di acara ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya