Begini Kerennya 4 Geopark Indonesia yang Diakui UNESCO
- TV One/Rizki Gustana
VIVA – Setelah tiga tahun menunggu akhirnya Kamis pekan lalu, 12 April 2018, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) ditetapkan sebagai Geopark Dunia. Keputusan ini berdasarkan hasil sidang Executive Board The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) di Paris, Prancis.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut, keterkendalaan penobatan tersebut karena adanya catatan UNESCO yang menganggap Gunung Rinjani berdekatan dengan Geopark Gunung Batur di Bali.
"Kami memperbaiki hasil risetnya, bahwa Rinjani itu berbeda dengan Batur. Rinjani berasal dari letusan dahsyat yang akhirnya membentuk Pulau Lombok itu sendiri," kata dia saat dihubungi VIVA, baru-baru ini.
Dia menuturkan, sejarah Rinjani mirip dengan Danau Toba. Letusan Toba menghasilkan kaldera, sementara Rinjani meletus menghasilkan pulau.
Tidak hanya Gunung Rinjani, pada hari yang sama pula, Ciletuh, Pelabuhan Ratu pun mendapat predikat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Berbeda dengan Gunung Rinjani, Ciletuh tidak perlu waktu lama untuk mendapat predikat tersebut.
Ini tidak lain karena adanya dukungan dari pemerintah dan akademisi, yakni Universitan Padjajaran, Bandung yang sangat intens, dengan membuat riset dan menemukan banyak keunikan. Arief menyebut, Ciletuh adalah tabrakan antara lempeng bumi Asia dan Australia.
Batu-batuan yang diteliti di sana juga sudah berusia ribuan tahun dan diperkirakan 75 juta tahun lalu terangkat, lalu 50 juta tahun setelahnya tenggelam lagi. Kini bebatuan itu berada di permukaan, sehingga dianggap sempurna sebagai Geopark.
"Ciletuh itu rekor, begitu maju, langsung diterima," katanya.
Indonesia pun telah memiliki empat UNESCO Global Geopark, yakni Gunung Batur, Gunung Sewu, Ciletuh dan Gunung Rinjani. Lalu, seperti apakah keindahan dari Geopark tersebut? Berikut ini ulasan empat Geopark tersebut dilansir dari berbagai sumber.
1. Gunung Batur
Dari situs resmi UNESCO, Batur UNESCO Global Geopark mencakup dua kaldera gunung api dan menyajikan lanskap vulkanik lengkap dengan dinding kaldera, kerucut dan kawah, fenomena geothermal (fumarol, mata air panas), danau, aliran lava, aliran piroklastik dan tephra.
Antara tahun 1804 dan 2000, Gunung Batur meletus setidaknya 22 kali membentuk strato-gunung api yang merupakan salah satu dari 127 gunung berapi aktif di Indonesia, dan komponen penting dari "ring of fire" Pasifik. Fenomena double-calderas dengan danau vulkanik berbentuk bulan sabit (panjang 7 kilometer dan lebar 1,5 kilometer) yang terletak 1.031 mdpl atau meter di permukaan laut disebut kaldera terbaik di dunia.
Keunikan geologi daerah asal vulkanik, flora dan fauna endemik, dan budaya asli yang dimotivasi oleh agama Hindu Bali adalah kombinasi sempurna dari berbagai warisan dunia.
2. Gunung Sewu
Gunung Sewu UNESCO Global Geopark adalah lanskap tipe karst tropis klasik di bagian tengah selatan Pulau Jawa yang terkenal di dunia, dan didominasi oleh batu kapur. Gunung Sewu menyimpan kekayaan geologi, salah satunya gua.
Gua paling panjang di kawasan ini adalah Luweng Jaran di Pacitan dengan panjang mencapai 25 kilometer. Sementara gua paling dalam adalah Luweng Ngepoh dengan kedalaman mencapai 200 meter.
Tidak hanya itu, Gunung Sewu ini terdiri dari 33 situs alam atau geosite, seperti Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Kali Ngalang, Gedangsari, Hutan Wanagama, Playen, Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen, Gua Kali Suci, Semanu, Gua Jomblang, Semanu, Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo, Lembah Karst Mulo, Wonosari.
3. Gunung Rinjani
Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark memiliki lanskap yang kaya dan beragam, jenis hutan mulai dari savana dan hutan semi-gugur hingga hutan pegunungan bawah yang lebih rendah dan hutan cemara dan pegunungan tropis.
Rinjani dibentuk sekitar 6 ribu-12 ribu tahun yang lalu. Dua kerucut gunung api ada sebelum letusan gunung Samalas atau Gunung Rinjani Tua pada abad ke-13. Letusan Samalas pada tahun 1257 mengakibatkan terbentuknya aliran kaldera dan piroklastik besar di Kokok Putik dan menyebabkan runtuhnya sebagian Rinjani Tua. Letusan ini mengubah seluruh lanskap, mengubur peradaban tua dan menciptakan panggung untuk permulaan era budaya baru.
4. Ciletuh
Di sini, ada lanskap, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Geopark Ciletuh di Sukabumi juga dikelilingi hamparan aluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah serta pantai yang keren. Menariknya, Geopark Ciletuh juga punya ombak yang disukai peselancar dunia, seperti Pantai Cimaja. Pantai itu sering terpilih sebagai lokasi lomba surfing berskala internasional.
Tak hanya dapat mempelajari adat dan budayanya saja, di Geopark Ciletuh, wisatawan juga bisa menikmati beragam objek wisata yang cantik, di antaranya keindahan air terjun Awang, Taman Purba, Bukit Panenjioan. Di kawasan ini pun terdapat banyak destinasi wisata kelas dunia. Luas Geopark meliputi delapan kecamatan, mulai dari Cisolok (Pantai Cimaja) sampai dengan Ujung Genteng (Ciemas). (tp)