Rabbit Town: Antara Plagiarisme Seni dan Heboh Wisata Selfie
- Instagram/@Rabbitown.id
Kendati begitu, ia menegaskan walaupun tidak ada batas secar persis, mengangkat karya orang lain ke dalam sebuah karya mestinya memperlihatkan intepretasi baru, atau memperkuat pesan dari karya.
"Kalau menampilkan sesuatu yang menunjukkan perkembangan, mungkin senimannya akan senang, tapi kalau mengambil secara plek, itu ya secara otomatis jelek," ungkap Jim.
"Kalau sampai 100 persen sama itu , pencontekan," tegasnya kemudian.
Kolaborasi antara seniman dengan pihak lain untuk keperluan komersial juga lumrah terjadi. Seperti kolaborasi antara seniman asal Yogyakarta Eko Nugroho dan Louis Vuitton, merek terkenal yang produk-produknya banyak diminati kalangan atas.
Karya Eko Nugroho "Republik Tropis" bersama karya dua seniman lainnya, Eine dari Inggris dan El Seed dari Tunisia diluncurkan sebagai koleksi scarf Louis Vuitton untuk musimi gugur dan dingin 2013.
"Tapi saya kira itu melalui proses bisnis ya, dibayar senimannya. Jadi bukan hanya seni rupa kontemporer yang mengangkat karya-karya di visual culture, produksi di industri juga mengangkat seni rupa kontemporer. Itu menunjukkan kedekatan seni rupa kontemporer dengan kebudayaan masa sekarang," jelas Jim.
Dia kemudian menyoroti plagiarisme terang-terangan dan kurangnya kreativitas dari Rabbit Town.
"Visual culture itu, di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia, banyak sekali ide yang bisa dicari untuk membuat karya-karya seperti itu. Dan kenapa harus meniru? Itu kelihatan sekali."