2019, Menpar Jadikan Indonesia Sebagai Destinasi halal
- Isra/VIVA
VIVA – Tahun ini Indonesia berhasil menempati posisi kedua sebagai destinasi wisata halal terbaik dengan pasar wisata muslim terbesar di dunia. Kemenangan tahun ini pun membuat Menteri Pariwisata, Arief Yahya, berambisi untuk membuat Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik pada tahun 2019. Yang mana pada tahun ini posisi itu dipegang oleh Malaysia selama delapan tahun berturut-turut.
Menpar yang ditemui dalam peluncuran Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Indeks (GMTI) 2018, menyebut untuk mewujudkan hal tersebut Kementerian Pariwisata telah menyiapkan Indonesia Muslim Travel Indeks (IMTI). IMTI ini kata dia, merupakan panduan pengembangan pariwisata halal nasional secara terintegrasi.
"2019 kita ingin terbaik, maka dari itu September tahun ini kita akan launch Indonesia Muslim Travel Indeks (IMTI). Sehingga wisata halal di Indonesia bisa menyesuaikan standar yang direkognisi global," kata dia di Hotel Pullman Jakarta Pusat, Rabu 11 April 2018.
Dia merinci lebih lanjut, IMTI itu nantinya merupakan gabungan antara Global Muslim Travel Indeks (GMTI), Travel and Tourism Competitivenes Indeks (TTCI) dan The Halal Travel Indicator (HTI).
"Kriterianya seperti apa kalau dia (GMTI) punya empat kategori itu (servicing, acces, communication dan environment) tapi untuk IMTI saat ini kita sedang menyusun, saya ingin punya 10 kriteria dengan beberapa indikator. Gabungan dari GMTI, HTI dan TTCI," jelas dia.
Di sisi lain, Kepala Tim Percepatan Wisata Halal, Riyanto Sofyan, menyebut IMTI ini tidak hanya berkaitan dengan branding, tetapi juga akan meliputi seluruh aspek seperti service, acces, communication dan environment.
"Kita kemas dan kita rating semua provinsi sampai kabupaten. Kan nanti akan ada parameternya nanti akan dinilai masing-masing provinsi atau destinasi yang benar-benar siap. Nanti akan kita lakukan bimbingan teknis. Nanti, posisinya akan di atas dari pada yang lain. Akhirnya secara nasional lebih tersistem dan lebih maju," jelas Riyanto
Dengan IMTI kata dia akan lebih baik dibandingkan dengan kompetisi pariwisata halal tingkat nasional.
"Simulasi nanti kita berikan informasi, otomatis manfaatnya akan terlihat seperti di Lombok, Aceh, Sumatera Barat," jelas dia.