Serunya Perang Lumpur dalam Tradisi Mebuug-buugan di Bali

Mebuug-buugan, Tradisi Perang Lumpur Warga Kedonganan, Bali
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Pulau Bali memang tak pernah sepi dalam hal tradisi dan budaya. Hampir setiap hari ada saja atraksi seni dan budaya unik yang ditampilkan. Setelah Nyepi berlangsung, banyak tradisi yang digelar warga. Ada omed-omedan di Sesetan, ada med-medan di Tuban, Kuta, ada pula mebuug-buugan.

Menteri Riefky Dorong Digitalisasi Ekonomi Kreatif untuk Promosikan Budaya Lokal

Tradisi mebuug-buugan merupakan tradisi yang dijalankan oleh warga Kedonganan, Jimbaran. Tradisi ini berlangsung sehari setelah Nyepi atau saat Ngembak Geni.

Koordinator acara, I Gede Sudiana menjelaskan, tradisi mebuug-buugan diambil dari kata buug yang berarti tanah atau lumpur. "Maknanya membersihkan diri di tahun baru ala Hindu," kata Sudiana, Minggu 18 Maret 2018.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon Ajak Semua Pihak Majukan Budaya Bangsa

Usai mengotori diri di pantai bagian timur, ratusan peserta mebuug-buugan kemudian berjalan menuju pantai di bagian barat untuk membersihkan diri. Menurut dia, tradisi mebuug-buugan sudah ada sejak seratus tahun lalu. Hanya saja, tradisi tersebut sempat terhenti selama 60 tahun. Baru pada tahun 2015 tradisi ini dihidupkan kembali setelah melalui proses rekonstruksi.

"Dalam tradisi ini lelaki semua bertelanjang dada. Sementara perempuan tetap menggunakan busana. Di dalam hutan mangrove mereka akan berperang lumpur atau melumuri diri dengan lumpur," katanya.

Sungai Watch dan Ratusan Relawan Bersihkan Pantai Kedonganan Bali, Sampah Plastik Terkumpul 47.000 Kg

Menurut Sudiana, orang-orang dahulu menggunakan lumpur untuk membersihkan rambut. "Ya, sejak seratus tahun lalu orang-orang menggunakan lumpur untuk berkeramas sebelum sampo ditemukan. Tahun lalu sudah diteliti kandungan lumpur ini oleh ahli dari Universitas Udayana," ujarnya.

Tradisi ini menarik minat wisatawan. Salah satunya Marry asal Perancis. Marry yang kuliah di Universitas Udayana tertarik mengikuti tradisi ini ketika diberi tahu rekannya.

"Saya sangat senang mengikuti acara ini. Ini hari pertama saya berada di Bali," katanya.

Setelah ini, ada keseruan apa lagi, ya, di Bali?

Ilustrasi donasi.

Terapkan Budaya Berbagi Lewat Donasi

Menerapkan budaya berbagi lewat donasi.

img_title
VIVA.co.id
13 Januari 2025