Laporan dari Australia

Melbourne, Kota Pesta Makan Siang Terpanjang di Dunia

Pertunjukan barongsai di Melbourne Food and Wine Festival 2018
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – Deretan meja panjang, berikut peralatan makan lengkap sudah disiapkan. Begitu pula dengan aneka minuman - mulai dari sparkling wine (yang populer disebut champagne), red dan white wine pilihan, bir, dan minuman ringan.

Kilas Balik Timnas Indonesia di Olimpiade: Bikin Ketar-ketir Raksasa Eropa!

Sementara itu, para tamu dengan berpakaian pesta maupun setelan resmi mulai berdatangan dan langsung sibuk mencari kursi sesuai dengan nomor yang tertera di kupon yang mereka pegang. Ini pun harus dengan bantuan petugas, mengingat lebih dari seribu kursi sudah diberi nomor.

Tepat di siang hari, acara makan siang pun dimulai. Para waiter pun langsung berbaris mengantarkan hidangan secara berturutan, mulai dari hidangan pembuka (entree), hidangan utama (main course), dan makanan penutup (dessert). 

Mendagri Berharap Jakarta Jadi Kota Perekonomian seperti New York hingga Melbourne

Ada pula yang khusus bertugas mengantar roti dan minuman tanpa henti. Pokoknya, tugas mereka adalah memastikan jangan sampai ada meja makan yang kehabisan roti dan aneka minuman (free flow) selama makan siang berlangsung.

Suasana Melbourne Food and Wine Festival 2018

Nasib Jakarta Usai Tak Lagi jadi Ibu Kota: Seperti New York dan Melbourne

Ini bukan di restoran, melainkan tempat terbuka di sepanjang pinggir kali Footcray di Kota Melbourne, Australia, Jumat siang. Tempat ini tengah menjadi tuan rumah ajang istimewa, yaitu Jamuan Makan Siang Massal, 16 Maret 2018.

Ini adalah acara utama dari Melbourne Food and Wine Festival 2018 - yaitu program promosi wisata kuliner lokal yang diselenggarakan setiap tahun di salah satu kota terbesar di Australia itu. 

VIVA pun berkesempatan menghadiri ajang istimewa tersebut atas undangan dari Tourism Australia dan Garuda Indonesia. Makan siang massal ini pun mendapat sambutan yang sangat antusias dari warga Melbourne.

Pertunjukan perkusi Afrika di Melbourne Food and Wine Festival 2018

Selain aneka makanan dan minuman yang berlimpah, untuk membuat suasana lebih meriah, ditampilkan sejumlah pertunjukan musik - mulai dari lantunan penyayi dixie lokal ala Barat, pertunjukkan perkusi Afrika, hingga Barongsai khas Oriental. Para penampil secara bergantian menghampiri para peserta yang sedang menunggu sajian dan mengajak mereka nyanyi dan joget.

“Makanya banyak yang memakai baju pesta maupun resmi untuk datang. Tidak sedikit dari mereka yang cuti atau izin dari kantor untuk ikut acara ini," ujar Cindy, warga Kota Melbourne.

Sajian pembuka di Melbourne Wine and Food Festival 2018

Apalagi hajatan ajang ini diklaim sebagai 'Makan Siang Terpanjang di Dunia", karema meja-meja makannya membentang hingga 500 meter. Tak hanya itu, acara ini juga diikuti 1.700 orang, mulai dari warga lokal hingga turis mancanegara.

Untuk menjadi peserta harus membeli tiket jauh-jauh hari, yaitu sebesar AUD$180 atau lebih dari Rp 1.800.000 per orang. "Memang mahal, tapi sepadan dengan sajian dan kemeriahan yang ditawarkan. Dan jangan lupa, minuman boleh tambah sepuasnya. Itu sebabnya semua tiket laku terjual pada hari-hari pertama pendaftaran lewat online dibuka," lanjut Cindy.

Keistimewaan Makan Siang Massal ini adalah menu selalu berganti tiap tahun sesuai tema dengan lokasi yang berbeda pula. Bila tahun lalu sajian khas ala Italia, kali tetamu disuguhi makan siang ala Asia.

Tak heran, beberapa sajiannya pun familiar bagi orang-orang Asia, seperti bebek saus kari dan kerupuk. Menunya pun disiapkan oleh tiga chef kenamaan di Melbourne, namun dengan latar belakang dari India, Vietnam, dan Singapura.

Makan siang Melbourne Food and Wine Festival 2018

"Ini yang selalu saya suka dari Melbourne Food and Wine Festival. Ajang inj memperkenalkan sajian dari berbagai budaya, sangat mewakili karakter Kota Melbourne yang multi-kultural," ujar David Smith-Frawd, yang hampir setiap tahun mengikuti acara ini.

Presiden Jokowi di IKN

Jokowi Sebut Kualitas Udara Jakarta Paling Parah Usai Membandingkan Dengan Kota Lain di Dunia

Presiden Joko Widodo mengaku sempat membandingkan kualitas udara kota-kota maju di Dunia pada Rabu pagi tadi 5 Juni 2024. Jakarta masuk dalam kualitas udaranya yang buru.

img_title
VIVA.co.id
5 Juni 2024