Minim Pantai dan Gunung, Kota Malang Bikin Spot Wisata Seru
- Dok. VIVA/ Lucky
VIVA – Pemerintah Kota Malang menyadari potensi wisata yang ada di kota Malang tidak seluas pantai dan pegunungan di wilayah kabupaten Malang atau kota Batu. Kota Malang hanyalah tempat transit bagi wisatawan yang ingin berwisata ke kabupaten Malang maupun kota Batu.
Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kota Malang, Agung Bhuwana, mengatakan sebagai kota penyanggah wisata, kota Malang harus memiliki sebuah tempat untuk kunjungan wisata.
"Kota Malang tidak memiliki wisata alam seperti daerah lainnya, kita tidak punya pantai juga tidak punya air terjun. Kita punya museum, kita jadikan tempat wisata yang edukatif dan nyaman bagi masyarakat," kata Agung pada Selasa, 13 Maret 2018.
Disbupar Kota Malang pun serius menggarap museum sebagai tujuan wisata di kota Malang. Ada delapan museum di Kota Malang yang akan diseriusi sebagai tujuan wisata. Dua dari delapan museum sudah sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum. Enam lainnya masih berstatus rintisan museum.
"Di Malang banyak sekali museum tapi tidak semua masuk kategori museum sesuai PP Nomor 66. Museum yang belum bisa memenuhi persyaratan disebut rintisan museum. Karena untuk jadi museum harus ada edukator, kurator ada anggaran dana yang cukup, harus punya manajemen dan bisnis plan kedepan seperti apa," papar Agung.
Dua museum yang sudah memenuhi persyaratan sebagai museum adalah Museum Mpu Purwa di Jalan Soekarno-Hatta No. 210 Lowokwaru, yang memiliki koleksi benda cagar budaya yang ditemukan di berbagai wilayah Malang Raya.
Serta Museum Brawijaya di Jalan Ijen No. 25 Klojen, museum ini memiliki koleksi, benda bersejarah dari zaman perang kemerdekaan melawan penjajah. Sedangkan enam museum yang masih berstatus rintisan adalah Museum Bentoel di Jalan Wiromargo No. 32 Klojen, memiliki koleksi riwayat perjalanan industri rokok di Malang Raya terutama merek Bentoel.
Museum Musik Indonesia di Jalan Nusakambangan No. 19 Klojen memiliki koleksi, album, alat musik, juga memorabilia pemusik dari berbagai penjuru tanah air. Ada juga Museum Pendidikan di Jalan Tlogowaru No. 3 Kedungkandang yang memiliki koleksi barang-barang pendidikan tradisional dan modern mulai dari sabak dan daun lontar.
Kemudian Museum Universitas Negeri Malang (UM) berada di Jalan Semarang No. 5 Lowokwaru yang memiliki koleksi arsip bersejarah, bahan ajar, karya legendaris alumni sejak 1954.
Museum Indonesian Old Cinema di Jalan Soekarno-Hatta No. 45 Lowokwaru memiliki koleksi, Film seluloid, perlengkapan layar tancap, poster film tempo dulu. Serta Museum Reenactor Malang di Jalan Sumbersari III Lowokwaru yang memiliki koleksi sejarah perjuangan kemerdekaan warga Malang.
"Kita harapkan museum yang ada di Malang untuk segera memenuhi PP No. 66 agar yang berstatus rintisan menjadi museum. Harapannya dengan ada PP itu museum bisa maksimal memberi informasi terhadap masyarakat, benar-benar menjadi tempat yang edukatif. Juga dibuat desain modern dengan pencahayaan yang baik agar pengunjung betah berada di dalam museum," papar Agung.
Hanum Oktavia salah satu pengunjung Museum Mpu Purwa mengaku terkesan dengan konsep modern yang ditawarkan Museum Mpu Purwa. Permainan cahaya dan beberapa penempatan layar digital memudahkan pengunjung mencari informasi terkait barang koleksi museum.
"Di Museum Mpu Purwa ini banyak sekali koleksi benda bersejarah dari era kerajaan. Koleksinya banyak, kemudian konsepnya modern ini membuat saya betah berada di museum. Juga sangat informatif sehingga tahu tentang koleksi benda yang ada di museum," kata Hanum.