Terkendala Akses, Menpar Siasati Sea Plane untuk Maluku
- Viva.co.id/Anisa Widiarini
VIVA – Provinsi Maluku menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari pantai yang eksotis, hingga perairan yang jernih.
Namun, potensi wisata yang besar itu masih terkendala oleh amenitas dan aksesibilitas. Untuk itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengusulkan Normadic Tourism dan Sea Plane sebagai jalan keluar sementara untuk masalah tersebut, yang nantinya akan membangun suatu daerah atau bahkan menjadi jalan keluar tetap.
"Maluku itu punya 1.434 pulau, tidak mudah membangun itu. Masalahnya kebutuhan amenitas dan akses menjadi kendalanya. Karena terpisah, pulau ini bisa disiasati dengan Nomadic Tourism. Nomadic itu solusi. Pembangunan wisata yang tidak tepat sehingga bisa dialihkan ke tempat-tempat lain. Untuk amenitasnya contohnya Caravan, Glamour Camping dan Homepot," ungkap dia saat Konferensi Pers Calender of Event Maluku 2018 di Gedung Sapta Pesona, Senin malam, 12 Maret 2018.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengusulkan adanya hotel apung sebagai salah satu solusi lainnya untuk mengatasi masalah amenitas.
"Nomadic besar di Amerika dan Australia kita bisa tawarkan ke Australia untuk jadi investor. Investasi karavan atau kemahnya nanti bisa pindah-pindah di spot yang menarik wisatawan, misalnya spot diving di Saumlaki," jelas dia.
Sedangkan untuk masalah aksesibilitasnya, Arief pun mengusulkan adanya sea plane untuk membantu mobilitas wisatawan dari dan ke Pulau Banda. Mengingat perlu waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah bandara baru.
"Bandara ada di Banda Neira, tapi pesawat dengan ukuran besar susah untuk mendarat di sana. Kalau ada sea plane bagus. Karena enggak butuh bandara untuk bisa mendarat, kalau sea plane ini kan bisa mendarat di mana saja," jelas dia.