Targetkan 50 Penghargaan di 2018, Ini Strategi Menpar
- VIVA/Bimo Aria
VIVA – Selain target pencapaian 17 juta wisatawan mancanegara, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, juga optimis menargetkan 50 penghargaan internasional di 2018 untuk bidang pariwisata.
“Tahun ini kita menargetkan 50 (penghargaan). Hingga detik ini sudah dapat 21 penghargaan. Hingga yang terakhir di ITB Berlin beberapa waktu lalu,” kata Arief Yahya saat ditemui usai rapat koordinasi ‘Menaikkan Posisi Indonesia pada Kompetisi Pariwisata Internasional’ di Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk Jakarta, Senin, 12 Maret 2018.
Arief mengatakan, bahwa pihaknya memiliki strategi sendiri untuk mencapai target tersebut. Salah satunya ialah dengan mengklasifikasikan berbagai penghargaan sesuai dengan prioritas. Klasifikasi ini dibagi ke dalam lima kategori, yakni diamond, platinum, gold, silver dan bronze.
“Ada top 10 award dengan kategori diamond yang kita sasar. Kategori itu dikeluarkan dari lembaga-lembaga resmi dunia. Ada dari United Nation-World Tourism Organization (UNWTO), The World Legacy Awards (WLA), Asean Tourism Association (ASEANTA), The World Travel & Tourism Council (WTTC) dan Travel FilmFest (TRAFF)," kata Menpar.
Dengan demikian pihaknya akan lebih fokus untuk mencapai target tersebut. Di samping itu, untuk mengawal progres dari hari per hari, Menpar juga menunjuk Vita Datau Mesakh sebagai ketua tim pemenangan.
Vita sendiri juga telah menyusun sejumlah strategi untuk meningkatkan posisi Indonesia di mata pariwisata internasional. Beberapa di antaranya dengan terus melakukan pencitraan tentang Wonderful Indonesia, melibatkan seluruh Kementerian dan lembaga terkait, hingga menggandeng Generasi Pesona Indonesia.
"Kita telah menggandeng 106 merek dan selebriti wirausahawan untuk ikut bantu mempromosikan. Posisi branding Wonderful Indonesia sudah di mana-mana, kalau kita enggak pintar menggunakan kesempatan ini kita enggak bisa jadi kategori pasar pemenang," kata Vita di tempat yang sama.
Arief juga menambahkan, bahwa penghargaan yang didapat ini nantinya akan mendongkrak level percaya diri, kredibilitas, dan kalibrasi dalam peningkatan standar pariwisata Indonesia secara internasional.